Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Anggaran Penataan Trotoar Rp 100 Miliar, Anggota DPRD DKI: Prioritaskan BLT Masyarakat

Kompas.com - 08/03/2021, 20:34 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta diminta untuk mengalihkan anggaran penataan trotoar ke bantuan untuk warga selama pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth.

Kenneth, yang mengetahui bahwa penataan trotoar di Jakarta dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2021 sebesar Rp 100 miliar, menilai hal itu bukan prioritas di masa pandemi.

Baca juga: Tata Trotoar Kawasan Kebayoran Baru, Pemprov DKI Anggarkan Rp 70 Miliar

"Untuk apa dilakukan penataan trotoar di tengah pandemi Covid-19 seperti ini?" tanya Kenneth dalam keterangannya, Senin (8/3/2021), dilansir dari Tribun Jakarta.

Menurut Kenneth, anggaran untuk penataan trotoar dapat dialihkan untuk penanganan Covid-19 seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) ke masyarakat.

"Anggaran Rp 100 miliar itu besar loh, lebih baik anggaran tersebut bisa dialihkan ke penanganan Covid-19 di Jakarta, berupa Bantuan BLT untuk Masyarakat yang membutuhkan," ujar Kenneth.

"Kenapa yang harus diprioritaskan itu penataan trotoar, seharusnya yang dijadikan prioritas adalah kebutuhan warga di tengah pendemi dan penanganan banjir," sambungnya.

Selain bukan prioritas saat ini, Kenneth beranggapan bahwa penataan trotoar hanya akan menambah kemacetan di Jakarta.

BLT tidak merata

Kenneth menilai, BLT perlu menjadi fokus saat ini karena banyak warga yang masih mengeluhkan tidak mendapat bantuan tersebut.

Menurutnya, hal itu dikarenakan BLT yang disalurkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak merata ke seluruh lapisan masyarakat.

"Data tersebut saya dapatkan ketika mendengar keluhan warga saat reses di wilayah Jakarta Barat, banyak permasalahan yang harus diselesaikan, salah satunya penerimaan BLT yang tak merata. Kasihan warga saat ini sangat butuh bantuan di tengah pandemi Covid-19," beber Kenneth.

Jadi saya minta Pemprov DKI jangan aneh-aneh deh dengan membuat perencanaan pembangunan seperti penataan trotoar yang dianggarkan Rp100 miliar," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.

Karena itu, ditambahkan Kenneth, alangkah lebih baik untuk menunda penataan trotoar dan fokus pada penanganan Covid-19 yang lebih butuh anggaran besar.

"Belum ada urgensinya melakukan penataan trotoar. Nanti jika banjir lagi trotoar akan kembali rusak. Lebih baik penataan trotoar ditunda terlebih dahulu, dialihkan untuk yang lebih urgent saja seperti penanganan Covid-19 yang membutuhkan anggaran besar, serta penanganan banjir," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Pemprov DKI mengumumkan rencana penataan 10 trotoar di Ibu Kota sepanjang 2021.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com