Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Jalan, Herman Lantang...

Kompas.com - 23/03/2021, 20:22 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dari segala penjuru mata angin di Jakarta, mereka datang mengantarkan Herman Onesimus Lantang (80) ke peristirahatan abadinya.

Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, berwarna-warni.

Mereka bersatu dalam kata persahabatan dan penghormatan untuk Herman Lantang.

Mereka mengantarkan Herman Lantang dari Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat.

Mereka pun sudah menunggu Herman Lantang bahkan dua jam sebelum jenazah Herman Lantang tiba di Tanah Kusir. 

Mereka tersebar di tengah makam, pinggir jalan, di pinggir rel Tanah Abang-Serpong, dan di tepi liang lahat Herman Lantang.

Balita, remaja, hingga lansia hadir mengantarkan kakek, ayah, om, kakak, dan sahabat Herman Lantang. Mereka adalah para pelayat sekaligus sahabat Herman Lantang.

Baca juga: Pendiri Mapala UI Herman Lantang Meninggal Dunia

Sebagian besar pelayat merupakan para pencinta alam, mulai dari pencinta alam sekolah menengah, pencinta alam dari tingkat umum, sampai pencinta alam dari berbagai perguruan tinggi.

Seragam, badge, dan slayer kebanggaan dipakai para pelayat. Mereka reuni dalam duka.

Pencinta alam dari berbagai latar pekerjaan, mulai dari ojek online hingga jajaran direktur perusahaan, pun datang. Mereka terus berdatangan.

Sekitar pukul 14.00 WIB, peti mati Herman Lantang ditutup.

Jenazah Herman Lantang dibawa dari Rumah Sakit Harapan Kita dan tiba di TPU Tanah Kusir pukul 15.00 WIB.

Peti mati Herman Lantang disambut dengan sigap.

Baca juga: [Obituari]: Herman Lantang adalah Petualangan Itu Sendiri

Cernan Lantang, anak Herman Lantang, dan ditemani pencinta alam lainnya menggotong peti mati Herman Lantang.

Joyce Moningka, istri Herman Lantang, berjalan dengan didampingi sahabat-sahabat karib dari Mapala UI dan pencinta alam lain.

"Ini benar-benar yang luar biasa, penyambutan yang sungguh-sungguh luar biasa. Saya percaya ini semua karena hal-hal yang Bung Herman inspirasikan buat kita semua. Saya melihat kekerabatan, persaudaraan yang luar biasa, kekeluargaan yang luar biasa dari tim pencinta alam," kata Pendeta Henry Walandouw saat memimpin pemakaman Herman Lantang, Selasa (23/3/2021).

Joyce, Cernan, dan Erol Lantang, putra sulung Herman, duduk di depan pusara makam. Erol si sulung tampak tak bisa menahan kesedihan. Matanya merah dan berair.

Joyce memegang erat foto Herman Lantang yang telah dibingkai.

Baca juga: Profil Pendiri Mapala UI Herman Lantang yang Baru Berpulang, Soe Hok Gie Meninggal di Pangkuannya

Sementara itu, barang-barang milik Herman Lantang diletakkan di sebelah liang lahat.

Ada ransel yang digunakan Herman Lantang untuk napak tilas 30 tahun kematian Soe Hok Gie di Gunung Semeru, sepatu boots, dan trekking pole.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com