Susan pun membeberkan alasan masyarakat berbondong-bondong bermigrasi ke Jakarta. Pertama, Jakarta kembali menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.
Migrasi masyarakat dalam jumlah besar mulai terlihat setelah kembalinya pemerintah Republik Indonesia dari Yogyakarta ke Jakarta pada akhir 1949.
Alasan kedua adalah sebagian masyarakat datang ke Jakarta untuk menghindari kerusuhan di daerah asal mereka.
Untuk diketahui, masih terjadi pemberontakan melawan pemerintah Republik Indonesia di sejumlah daerah pada tahun 1950-an, seperti Darul Islam dan laskar-laskar sisa masa revolusi yang belum ditertibkan.
"Di Jawa Barat, Darul Islam merupakan ancaman terbesar terhadap keteraturan dan ketertiban,” tulis Susan.
Alasan lainnya adalah faktor ekonomi. Berdasarkan survei tahun 1953, mayoritas masyarakat memilih pindah ke Jakarta karena ingin mendapatkan kehidupan lebih baik dibanding di pedesaan.
Baca juga: Menaker: 29,12 Juta Penduduk Usia Kerja Terdampak Pandemi
“Sebagai tempat kedudukan pemerintah nasionalis yang baru yang telah menjanjikan bahwa kemerdekaan akan membawa kemakmuran, Jakarta tampaknya menawarkan harapan baru bagi para penduduk pedesaan,” tulis Susan.
Meski begitu, ada pula pendatang yang hanya menetap sementara di Jakarta. Mereka umumnya akan tinggal beberapa bulan di Jakarta dan kembali ke kampung halaman untuk bercocok tanam.
Faktanya kini, kepadatan penduduk di Jakarta berdampak pada segala bidang, terutama perumahan. Banyak masyarakat yang akhirnya memilih mendirikan rumah semi-permanen di pinggir jalan atau bawah jembatan.
Permasalahan pertambahan penduduk di Jakarta masih belum terpecahkan hingga saat ini.
“Walaupun para pemimpin seperti Sukarno memiliki ambisi untuk membuat Jakarta menjadi kota yang indah,” tulis Susan,
“Kenyataannya tugas utama pemerintah kota Jakarta adalah mengatasi pertambahan penduduk yang sangat besar dan kemiskinan warga," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Historia.id dengan judul Dari Darul Islam Sampai Ekonomi, Penyebab Orang Datang ke Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.