Menurut Rizal, pelarangan ondel-ondel menggunakan Perda Kebudayaan Betawi memiliki dua kesalahan mendasar.
Kesalahan pertama, Pemprov DKI dianggap tidak mengerti secara historis ondel-ondel memang digunakan masyarakat Betawi untuk hiburan rakyat keluar-masuk kampung.
"Pertama dosa karena gak ngerti secara kultural historis emang ondel-ondel ngider keluar masuk kampung," kata Rizal.
Kesalah kedua adalah Perda Kebudayaan Betawi Nomor 11 Tahun 2017 sebagai rujukan pelarangan ondel-ondel sebagai sarana mengamen adalah produk yang tidak mengerti ondel-ondel itu sendiri.
"Kedua ngasih lihat Perda kebudayaan Betawi itu produk aturan yang enggak ngarti kebudayaan Betawi," kata Rizal.
Sejarah ondel-ondel dan peristiwa melatarbelakangi digunakan untuk mengamen
Menurut Budayawan Betawi Ridwan Saidi, ondel-ondel lahir bersama dengan para petani di wilayah pinggiran Kota Jakarta.
Ondel-ondel dibuat saat pertanian modern dan irigasi mulai ditemukan untuk mengairi sawah-sawah yang ada di sekitar Jakarta.
Baca juga: Tak Setuju Ondel-ondel Dilarang Ngamen, Ridwan Saidi: Biar Rakyat Cari Makan!
Sejak dahulu, ketika musim panen tiba, ondel-ondel menjadi teman masyarakat Betawi untuk merayakan panen.
"Sejak itu orang menyambut panen dengan ondel-ondel. Ondel-ondel itu artinya menankjubkan," kata Ridwan.
Kemudian ondel-ondel mulai bergeser sebagai sarana hiburan dan pengiring acara-acara besar seperti pernikahan dan acara adat lainnya.
Dua tokoh pria dan wanita yang menjadi teman pertanian masyarakat Betawi tersebut mulai digunakan untuk mengamen sejak 1998, kata Ridwan.
Saat krisis ekonomi yang berujung dengan reformasi dan pergantian kepemimpinan Indonesia. Kala itu, ondel-ondel mulai dijadikan sarana mengamen untuk mengais rezeki para
"(Sejak) Reformasi, kan dulu rakyat hidupnya bagus, pasca reformasi kan orang pada gempor. Waktu jaman orde baru gampang, orang nyari duitnya gampang. Itu dicari jalan keluarnya (mengamen), orang nggak punya alternatif itu," kata Ridwan.
Ridwan meminta agar Pemprov DKI bijak dalam menyikapi pengamen ondel-ondel. Karena jika dilarang begitu saja, khawatir seniman ondel-ondel justru tak memiliki pilihan lagi untuk mengais rezeki.
"Dia nggak ada alternatif, hidupnya pake apa? Mau bikin layangan musim ujan mulu kagak laku," kata Ridwan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.