"Biasanya saya nonton bareng keluarga. Atau sendiri juga enggak apa-apa sih," terangnya.
Saat ini, ia mengikuti perkembangan turnamen pramusim Indonesia, Piala Menpora 2021.
Bagi Oki, sosok yang membantunya dapat menikmati ketegangan menyaksikan sepak bola adalah keberadaan komentator di televisi.
"Yang paling seru komentatornya. Kita (para tunanetra) dapat mengikuti tayangannya ya melalui mereka itu," kata Oki.
Menurutnya, komentator yang baik adalah yang bisa menjelaskan jalannya pertandingan.
"Semakin mereka bisa mendeskripsikan jalannya pertandingan dengan baik, maka (gambaran) bisa diterima dengan baik oleh saya," ucap Oki.
Selain itu, komentator harus yang bisa membawa suasana dari lapangan menuju ke para penonton yang menikmati di depan layar kaca.
"Komentator yang baik itu yang bisa bawa suasana. Ada komentator yang ketika bolanya ada di mana, dia ngomongnya masih santai. Aduh, ini pertandingan masih berjalan, dia malah menjelaskan yang lain. Jadi yang tunanetra tidak bisa ikut dalam suasana (pertandingannya)," jelas Oki.
Baca juga: Aparat dan Kementerian Turun Tangan, Babak Baru Dugaan Korupsi Damkar yang Diungkap Sandi
Oki sendiri menyukai komentator informatif yang menceritakan sejarah saat pertandingan berlangsung.
Namun, ia menilai ada beberapa komentator yang tidak tepat dalam menempatkan sejarah saat live commentary.
"Menceritakan sejarah penting juga. Tapi, penempatannya. Kalau bola lagi out atau bola masih di belakang (tim yang sedang menyerang), masih ball possession, tidak apa-apa ngomongin sejarah," ucap Oki.
"Tapi, ada yang masih ngomongin sejarah pas bola sudah ada di depan (gawang lawan) dan tiba-tiba gol. Itu agak kaget. Ada beberapa (komentator) kayak gitu sih," imbuhnya.
Beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan konflik antara komentator sepak bola, Valentino Simanjuntak, dengan beberapa akun sepak bola dan para fans di Twitter.
Sejumlah pihak menilai Valentino selaku komentator di Piala Menpora 2021, membawakan acara sepak bola terlalu berlebihan dan mengganggu.
Sehingga, muncullah tagar #GerakanMuteMassal di Twitter sebagai bentuk kekecewaan suporter.