"Jadi, apa pun kelebihan kamu, misalnya kamu lebih bisa merasakan atau sensitivitas kamu lebih tinggi, itu bukan kelemahan. Gunakan itu sebagai kekuatan supaya kita bisa lebih berkontribusi di masyarakat," lanjutnya.
Maka, ketika perempuan telah meningkatkan diri dan menyadari kekuatannya, mereka tak lagi berpikir soal gender saat bersaing dalam karier.
"Ketika kita udah pede dengan kemampuan kita, maka saat kita step in dalam suatu komunitas, tidak peduli itu isinya laki atau perempuan, itu pasti kita tidak akan pernah merasa berbeda," tegasnya.
"Saya terkadang tidak pernah merasa diri saya berbeda sampai saya melihat foto. Karena, begitu saya step in, this is my world. Saya menempuh sekian tahun untuk bisa punya knowledge, teman-teman, dan punya bidang di sana. Ketika saya step in, enggak pernah merasa berbeda," urainya lagi.
Karena itu, Tisha mengajak perempuan untuk punya kemauan kuat demi bersaing di pasar global.
"Kalau kalian masih merasa ada keraguan karena perempuan, itu berarti kemampuan diri orang itu belum meningkat sehingga belum bisa bersaing di pasar global. Ini bukan tentang pria dan wanita, tapi ini soal kompetisi secara umum saja," ucap Tisha.
"Ada kemauan banyak jalan, tidak ada kemauan banyak alasan. Jangan pernah beralasan karena kita perempuan maka kita tidak bisa melakukan A B C. Jangan-jangan kitanya yang enggak punya kemauan kuat," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.