Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjil Genap Kota Bogor, Aktivitas Warga Masih Tinggi hingga Ribuan Kendaraan Dipaksa Putar Balik

Kompas.com - 03/05/2021, 10:23 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor membatasi mobilitas warga lewat kebijakan sistem ganjil genap yang diterapkan akhir pekan kemarin, Sabtu-Minggu (1-2 Mei 2021).

Namun, dalam kondisinya di lapangan, sistem ganjil genap yang diterapkan di pusat Kota Bogor jelang waktu berbuka puasa itu rupanya tak cukup untuk meminimalisasi pergerakan warga.

Baca juga: Imbas Ganjil Genap, Sejumlah Ruas Jalan di Kota Bogor Jadi Padat

Kepadatan arus kendaraan masih tetap terjadi selama ganjil genap akhir pekan kemarin.

Berdasarkan data kepolisian setempat, dalam dua hari pemberlakuan ganjil genap di jalur lingkar Istana Kepresidenan Bogor, tercatat ada lebih dari 5.000 kendaraan yang dipaksa putar balik oleh petugas di lima titik check point.

Rinciannya, Sabtu (1/5/2021), ada 2.361 kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, yang diputar balik.

Sementara Minggu (2/5/2021), ada 3.076 kendaraan yang terkena penyekatan.

Sehingga, total ada 5.437 kendaraan yang terjaring razia ganjil genap di Kota Bogor akhir pekan kemarin.

Baca juga: Ganjil Genap Akhir Pekan di Kota Bogor, Ribuan Kendaraan Dipaksa Putar Balik

Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro menyatakan memahami sistem ganjil genap menimbulkan efek kepadatan arus lalu lintas.

Susatyo menilai, kondisi tersebut wajar karena tingkat mobilitas warga meningkat pada akhir pekan, terutama jelang sore hari.

"Tentunya kembali kepadatan itu wajar dan normal, karena terlihat sejak pagi hingga siang itu aktivitas masyarakat menuju pusat kota dan juga ke tempat perbelanjaan meningkat, sehingga kami berusaha untuk melakukan pembatasan mobilitas tersebut," ungkap Susatyo, Minggu (2/5/2021).

Susatyo menuturkan, penerapan ganjil genap akhir pekan di Kota Bogor sudah selesai.

Selanjutnya, kata Susatyo, Satgas Covid-19 akan melakukan evaluasi apakah ganjil genap akan kembali dilakukan atau tidak.

Sebab, berdasarkan evaluasinya, ia melihat ada beberapa titik yang dinilai rawan terjadinya penumpukan.

Baca juga: Evaluasi Ganjil Genap Kota Bogor, Banyak Masyarakat Memaksakan Diri Melintas ke Pusat Kota

Ia menyebutkan, Pasar Anyar merupakan salah satu titik krusial terjadinya penumpukan masyarakat jelang Lebaran.

"Kami juga sedang memetakan beberapa tempat yang diduga akan mengalami kepadatan jelang lebaran, seperti Pasar Anyar, Kebon Kacang, dan sebagainya. Kami akan rumuskan kembali apakah akan menerapkan ganjil genap di lokasi tersebut sehingga tidak terjadi penumpukan," bebernya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com