Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2021, 18:11 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, Pemprov DKI Jakarta menggelar penyekatan pengerakan orang sampai dengan 24 Mei meski larangan mudik Lebaran Idul Fitri 2021 berakhir hari ini.

Hal tersebut sesuai dengan pengetatan pengawasan pergerakan orang pascalebaran Idul Fitri dalam Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021.

"Penyekatan akan sampai 24 Mei, penyekatan tetap," kata Syafrin saat dihubungi melalui telepon, Senin (17/5/2021).

Namun penyekatan tidak akan seketat saat periode larangan mudik pada 6-17 Mei. Penyekatan akan dilakukan di perbatasan DKI Jakarta, tidak berlaku untuk kendaraan yang sudah diperiksa di posko penyekatan sebelumnya.

Baca juga: Titik Penyekatan Arus Balik di Jabodetabek Ditambah, Berikut Lokasinya

Syafrin menjelaskan, setiap kepolisian daerah akan memberikan stiker apabila kendaraan menuju Jakarta sudah diperiksa terlebih dahulu.

"Jika sudah ada stikernya, maka otomatis sudah diperiksa di pos penyekatan sebelumnya, sehingga yang bersangkutan boleh melintas," kata Syafrin.

Bagi yang tidak memiliki stiker, Syafrin berujar Pemprov DKI akan melakukan tes acak sesuai amanat Surat Edaran Satgas Covid-19. Apabila terbukti positif Covid-19, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan bus sekolah untuk mengantar orang dengan hasil tes positif ke Wisma Atlet.

Begitu juga di pos penyekatan untuk kendaraan roda dua di Kedung Waringin yang disediakan bus sekolah untuk mereka yang terbukti positif atau reaktif saat tes Covid-19.

"Yang positif dan yang reaktif langsung dibawa ke Wisma Atlet, di sana, semua penumpang melakukan PCR," kata Syafrin.

Berbeda dengan kendaraan umum udara, laut dan kereta api, Syafrin mengatakan setiap orang yang menggunakan kendaraan umum tersebut di atas wajib menyerahkan tes Covid-19 mereka ke petugas sebelum melakukan perjalanan.

"Untuk penumpang moda udara, laut dan kereta api adalah mandatori, artinya seluruh penumpang harus melakukan tes, sementara untuk angkutan jalan sifatnya adalah random," kata Syafrin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com