"Saya tidak begitu memerhatikan jalanan. Tiba-tiba, sopir sudah membawa saya naik ke JLNT itu dari arah Tanah Abang," ujar E kepada Kompas.com, Sabtu (22/5/2021).
Ketika itu, E baru pulang bekerja sekitar pukul 9 malam.
Mengetahui tengah melintasi JLNT, E mengaku gugup karena angin terasa begitu kencang menghentak-hentakkan tubuhnya.
"Rasanya motor itu juga digerakkan oleh angin. Sopir juga mengendarainya cukup cepat," paparnya.
Hal lain yang membuat E cemas adalah struktur jalanan juga tidak rata.
"Ada belokan cukup tajam di depan Lotte Shopping Avenue. Belum lagi jalanan juga terasa bergejolak, seperti tidak rata," jelasnya.
Mengaku kapok, E pun berpendapat bahwa JLNT juga berbahaya bagi pesepeda.
"Saya rasa berbahaya bagi pesepeda. Pembatas di kedua sisi JLNT juga tidak begitu tinggi. Saya ngeri membayangkan ada pesepeda terpental dari sana karena digoyangkan angin misalnya," pungkas E.
JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang itu sejatinya kerap dilalui oleh para pengendara sepeda motor.
Padahal, polisi cukup rutin berjaga-jaga di tiap ujung JLNT untuk mengawasi pemotor yang masih nekat.
Baca juga: 80 Orang dari Satu RT Positif Covid-19, Pimpinan Komisi E: Pemprov DKI Teledor!
Untuk diketahui, ada sebuah kecelakaan fatal yang pernah terjadi di JLNT Casablanca itu, melibatkan pengendara sepeda motor.
Pada Januari 2014, seorang perempuan yang tengah hamil tewas usai jatuh dari JLNT tersebut.
Peristiwa itu bermula dari suaminya, Faisal selaku pengendara sepeda motor, memilih melintasi JLNT Casablanca.
Datang dari arah Kampung Melayu, sang suami tiba-tiba menghentikan laju motornya ketika sudah berada di tengah JLNT.
Sebab, ia mengetahui dari pemotor lain bahwa ada razia polisi di ujung JLNT di Tanah Abang.