Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pondok Maharta Tolak Direlokasi demi Atasi Banjir di Wilayahnya

Kompas.com - 25/05/2021, 18:42 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Sementara itu, Aming, Ketua RT 006 RW 009 Pondok Maharta, mengatakan, rencana relokasi warga untuk membangun tandon dalam rangka penanganan banjir tidak serta merta dilakukan.

Menurut dia, Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus terlebih dahulu melakukan kajian panjang mengenai dampak dari pembangunan tandon tersebut.

"Jadi yang harus dipikirkan dulu solusi jangka pendeknya. Kalau tandon itu solusi jangka panjang, perlu kajian yang panjang juga enggak bisa sembarangan," kata Aming.

Baca juga: Guru SD Jaksel Pembuat Konten SARA Belum Diberi Sanksi

Sebelumnya, Pemerintah Kota Tangerang Selatan berencana meminta lahan ke pengembang untuk merelokasi sejumlah warga Perumahan Pondok Maharta dan Kampung Bulak, Pondok Aren.

Langkah tersebut dilakukan untuk mengubah sebagian kawasan permukiman menjadi tandon guna mengantisipasi banjir yang kerap terjadi di kawasan tersebut.

"Strategi jangka panjang di Pondok Maharta, kami lagi mintakan lahan ke pemilik lahan, Jaya Real Property (JRP)," ujar Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, Senin (24/5/2021).

Nantinya, kata Benyamin, lahan tersebut diperuntukan bagi sejumlah warga yang lahannya dibebaskan untuk dibangun tandor air.

Baca juga: Fakta Korupsi Dana BOP Rp 7,8 Miliar, Digunakan untuk Beli Villa dan Memberi Guru Honor Tambahan

Sebab, berdasarkan hasil kajian, terdapat sejumlah rumah yang berada di daerah cekungan sehingga kerap terdampak banjir.

"Yang daerah cekungan yang biasa banjir itu kami jadian tandon. Warganya mungkin pindah ke lokasi yang disiapkan oleh JRP, direlokasi," ungkap Benyamin.

Benyamin berpandangan, rencana tersebut dianggap sebagai solusi mencegah banjir yang selalu terjadi di Perumahan Pondok Maharta dan Kampung Bulak.

Namun, dia tidak menjelaskan rencana jangka pendek yang akan dilakukan Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengantisipasi banjir di kawasan tersebut.

"Perlu partisipasi dari warga itu sendiri, kalau warga tidak mau tidak akan selesai. Lahan itu kami lagi mintakan ke pengembang, kami harap warga tidak diberatkan," kata Benyamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com