Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Naas Sarwanto dan Ali Maat, Dibacok dan Dianiaya hingga Warung Pecel Lele Diobrak-abrik

Kompas.com - 09/06/2021, 12:27 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib naas dialami Sarwanto (38) dan Ali Maat (28). Niat mengisi perut karena lapar, Sarwanto malah dibacok oleh sejumlah orang tak dikenal.

Ali, pedagang pecel lele harus rela dianiaya dan warungnya diobrak-abrik.

Peristiwa pembacokan terjadi pada Sabtu (5/6/2021) sekitar pukul 22.00 WIB. Awalnya, terjadi cekcok antara pengendara motor di dekat warung pecel lele.

Ali mengatakan, cekcok terjadi antara satu orang dan dua orang. Ali dan pembeli pecel lele lainnya mendengar jelas cekcok yang terjadi.

“Dua orang itu mukulin yang satu orang itu ya kan. Nah kita sebagai pedagang dan orang-orang makan lihat kasihan kan. Kita berusaha melerai,” ujar Ali saat ditemui.

Baca juga: Alami Penganiayaan dan Perusakan, Pedagang Pecel Lele Trauma dan Takut Berjualan

Ali mengatakan, keributan itu sempat membuat kabel lampu di warungnya putus. Akhirnya, cekcok tersebut bisa dilerai.

“Yang dua itu pura-pura minggir tapi tancap gas. Kita pikirannya ya udah clear ya. Kita lanjut melayani orang yang makan,” tambah Ali.

Ia mengatakan, dua orang tersebut kembali datang ke warungnya dan tiba-tiba mengamuk. Ali mengatakan, mereka datang dari arah berlawanan di Jalan Raya Pasar Minggu sekitar 15-20 menit pasca-kejadian.

Mereka mencari lawannya si pemotor dan orang-orang yang berupaya melerai.

Baca juga: Teman Indekos Ungkap Kondisi Terbaru Korban Pembacokan di Warung Pecel Lele

“Ada yang bawa pentungan. Kita mundur ya kan, saya enggak tahu, saya mah penjual. Lagi pula yang makan sudah pergi. Tapi dia enggak mau tahu. Ngamuk ya kan dia. Warung kita diancurin. Saya mau disiram pake minyak penggorengan,” tambah Ali.

Kepala Ali pun turut menjadi sasaran. Ia ingat ada seorang mengepruk kepalanya dengan batu.

Ia pun oleng dan hampir terjatuh. Ia terduduk di dekat batako.

“Enggak tahu keributan lanjutannya gimana. Adalah beberapa menit kita baru sadar. Mata lihat baru berantakan. Ada orang korban itu. Dia Mas Sarwanto yang posisi lagi makan. Mas Sarwanto itu kan juga ikut melerai. Jadi yang ikut melerai jadi kena sasaran,” ujar Ali.

Sejumlah peralatan jualan di warung pecel lele rusak. Piring dan gelas pecah. Termos nasi berantakan. Meja pun sudah dalam keadaan terbalik.

Sekelompok orang yang merusuh kemudian kabur.

Sarwanto tergeletak dengan kondisi bersimbah darah. Lalu, Sarwanto dilarikan ke Rumah Sakit Pasar Rebo untuk mendapatkan perawatan.

Teman indekos Sarwanto, Kartim (43) mengatakan, kondisi Sarwanto kini sudah membaik.

Baca juga: Pedagang Pecel Lele di Pasar Minggu Nyaris Disiram Minyak Goreng Mendidih oleh Sekelompok Orang

“Ya alhamdulillah sekarang agak baikan. Cuma sekarang yang masih dirasakan tuh kaki kiri kaki kanan masih belum gerak. Semua sih alhamdulillah cukup baik,” ujar Kartim saat ditemui di indekosnya pada Senin (8/6/2021) malam.

Sarwanto sendiri mengalami empat luka tusuk. Kartim menyebutkan, Sarwanto mengalami luka tusuk di bagian paha, bahu, leher, dan kepala.

Kalau panjangnya dalamnya enggak tahu ya. Cuma lubangnya itu kecil, tapi kata perawat itu dalam yang di paha,” kata Kartim.

Menurut Kartim, luka bacok terparah ada di paha Sarwanto karena cukup banyak darah yang keluar dari bagian tersebut.

Baca juga: Pembeli Pecel Lele Dibacok di Pasar Minggu, Saksi: Awalnya Korban Lerai Pemotor yang Berantem

"(Luka) di kepala juga parah. Tapi lebih parah di paha, itu yang paling parah setahu saya," ujar Kartim.

Keterangan polisi

Kapolsek Pasar Minggu Kompol Bambang Handoko mengatakan, perusakan warung pecel lele dilakukan oleh tujuh orang.

Pelaku kemudian mengamuk lantaran tak menemukan lawannya. Sekelompok pelaku kemudian membacok pembeli pecel lele yang sedang makan di warung.

“Akhirnya ngamuk kepada pedagang pecel lele maupun calon pembeli yang sedang makan dengan membacok ya akhirnya terjadi luka (pembeli pecel lele)," kata Bambang.

Pihak kepolisian sudah memeriksa satu orang sebagai saksi.

Rekaman kamera CCTV di sekitar lokasi juga sudah diambil untuk diselidiki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com