Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2021, 09:50 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan, pada Kamis (17/6/2021), untuk menghentikan sementara proses uji coba sekolah tatap muka lantaran kasus Covid-19 yang semakin meningkat.

Keadaan ini disambut berbeda oleh para wali murid. Sebagian beranggapan keputusan ini yang terbaik, namun sebagian juga masih mengharapkan sekolah tatap muka tetap akan terlaksana.

Seperti halnya AM, wali murid kelas 2 SMP di Kramat Jati. Ia mengaku sangat khawatir karena anak-anak sulit dijaga untuk taati protokol kesehatan.

"Karena anak-anak enggak bisa dijaga biar selalu taat prokes. Yang sudah tua saja susah disuruh prokes pas kumpul-kumpul, apalagi anak-anak. Jadi bahaya membiarkan anak-anak kumpul-kumpul di kelas, " ungkap AM.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Uji Coba Belajar Tatap Muka di Jakarta Dihentikan

Hal serupa juga disepakati LY yang dengan tegas mengingingkan anaknya belajar di rumah.

"Maunya anak di rumah, karena khawatir banget. Enggak masalah biarpun sesekali kesulitan ajarin anak, " kata LY, warga Cempaka Putih.

Lebih lanjut, LY mengaku sudah terbiasa dengan mengajarkan anak di rumah. Ia bahkan sudah memiliki pola mengajar yang tepat untuk anaknya.

"Aku menurunkan standar cara belajar anak. Cukup berusaha jadi teman buat anak-anak aja sih. Kadang serius kadang santai. Selain itu, kalau di rumah anaknya juga lebih mandiri, belajar sendiri. Dia nanya kalau ada yang enggak dipaham saja, " lanjut dia.

Baca juga: Virus Corona Varian Delta Dikhawatirkan Lebih Mudah Menyerang Anak-anak

Berbeda dengan keduanya, SF, wali murid kelas 2 SD di Cakung, mengaku meski merasa khawatir anak bersekolah tatap muka, tapi ia berharap sekolah bisa dilakukan dengan kombinasi luring dan daring.

"Karena anak-anak masih butuh interaksi dengan teman sebaya dan guru-gurunya. Kalau bisa kombinasi, mungkin seminggu 1-2 kali ke sekolah. Tapi tetap dengan protokol kesehatan ya," ujar SF.

Hal serupa juga disampaikan KW, wali murid kelas 3 SD di Jakarta Selatan. Ia mengaku khawatir, namun tetap setuju dengan sekolah tatap muka.

Baca juga: Covid-19 di Jakarta Meledak Lagi, Ada 4.144 Kasus Baru Hari Ini, Kedua Tertinggi sejak Pandemi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian...'

"Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian..."

Megapolitan
Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Megapolitan
Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Megapolitan
Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Megapolitan
Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Megapolitan
Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Megapolitan
Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep 'Green Ramadhan' demi Lestarikan Lingkungan

Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep "Green Ramadhan" demi Lestarikan Lingkungan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

Megapolitan
Rumah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Rumah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Megapolitan
Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Megapolitan
Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Megapolitan
Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com