Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tangerang Meninggal Usai Divaksinasi Covid-19, IDI Minta Keluarganya Laporkan Kronologi Lengkap

Kompas.com - 25/06/2021, 17:56 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Joko Susanto (32), warga Kunciran Jaya, Pinang, Kota Tangerang, meninggal dunia setelah menerima vaksin Covid-19 jenis CoronaVac, Rabu (23/6/2021).

Menanggapi hal itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyarankan kerabat korban melaporkan kronologi meninggalnya korban kepada Kelompok Kerja Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Pokja KIPI).

"Memang harus cepat dilaporkan. Kronologinya seperti apa, kejadiannya bagaimana, supaya cepat diinvestigasi. Itu biasanya KIPI yang melakukan," kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng Muhammad Faqih kepada Kompas.com, Jumat (25/6/2021).

Baca juga: Fakta Warga Tangerang Diduga Meninggal Usai Divaksin: Disuntik Saat Tensi Tinggi, Dinkes Lakukan Investigasi

Dia berujar, kerabat korban harus menyampaikan kondisi korban, mulai dari proses skrining kesehatan yang dilakukan sebelum vaksinasi hingga gejala yang timbul setelah disuntik vaksin.

Menurut Daeng, Pokja KIPI juga harus mewawancarai kerabat korban soal beberapa hal tersebut.

"Harus (ditanyakan). Kan setelah disuntik, timbul begini, timbul begitu, kan ditanyain itu. Bahwa si pasien pernah sakit apa sebelumnya, kan ditanyain semua sama Pokja KIPI," ujar dia.

Saat ditanya soal apakah korban boleh disuntik vaksin meski tensinya disebut mencapai 160 sebelum divaksinasi, Daeng berkata, yang berhak menjelaskan adalah Pokja KIPI.

"Yang menjelaskan lebih detail itu nanti KIPI. Kronologinya banyak itu pasti. Ndak tunggal karena alasan tensi," tutur dia.

"Enggak bisa kita sepotong-sepotong gitu. Kalo sepotong-sepotong, khawatir ada yang tertinggal nanti. Ada yang terlupa, tidak dinilai," sambungnya.

Baca juga: Video Viral Pasien Terbaring di Tikar hingga Diperiksa di Pikap, Ini Penjelasan RSUD Kota Bekasi

Daeng mengatakan, Pokja KIPI tak punya wewenang melakukan visum untuk menyelidiki penyebab korban meninggal setelah disuntik vaksin.

Pokja tersebut, imbuh Daeng, hanya menilai data yang dihimpun dari keterangan kerabat korban dan data dari hasil skrining tes kesehatan korban.

"KIPI tidak punya kewenangan untuk visum. Jadi dia menilai kondisi pasien dan prosedur yang dilakukan," ungkapnya.

"Proses mulai pemeriksaan sampai penyuntikan, kondisi pasien, sampai mengalami gejala apa saja," lanjut dia.

Kronologi Joko meninggal

Istri Joko, Putri Rahmawati (31), mengungkapkan kronologi suaminya yang meninggal usai menerima vaksin Covid-19.

Keduanya divaksinasi di Pinang pada Selasa (15/6/2021), setelah pasangan suami istri itu tidak mendapatkan jadwal vaksinasi di Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com