Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AKP Edy Suprayitno, Polisi Bergelar Doktor yang Ungkap Kasus Narkoba Artis Idola

Kompas.com - 03/07/2021, 10:23 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Pria kelahiran 10 Agustus 1977 ini tidak pernah menyangka bahwa penangkapan pengedar narkoba sebelumnya akan membawanya ke rumah salah satu artis idolanya.

"Kaget saya, awalnya tidak tahu. Setelah selesai dan masuk mobil, ada yang bilang kalau itu dia, salah satu idola saya," kenang Edy mengisahkan salah satu kasus saat itu.

Ia tidak pernah menduga bahwa seseorang yang baru saja ditangkap beberapa menit sebelumnya, ketika selagi tidur, adalah artis idolanya.

Baca juga: Cerita Krishna Murti Ditodong Daeng Azis Saat Redam Bentrokan di Kalijodo

Kejadian hari itu seperti dejavu baginya. Karena sudah kesekian kalinya, Edy mendapati idolanya terpaksa diborgol karena terjerat kasus narkoba. Borgol itu dipasangkan oleh timnya sendiri.

Sebelumnya, ada beberapa artis yang Edy idolakan juga bernasib serupa. Sebagai seorang penggemar, ia mengaku kecewa dengan perilaku idolanya tersebut.

"Sejujurnya, saya sangat kecewa sekali. Kecewa sebagai fans, juga sebagai seorang penegak hukum," kenangnya.

Meski demikian, keadaan tersebut tidak menjadikannya mati rasa terhadap karya-karya sang idola.

"Justru setelah kejadian seperti itu, kami jadi akrab dan berteman baik sampai sekarang. Mereka bahkan bilang terima kasih karena sudah menyadarkan. Bahkan, saya juga suka diberikan tiket konser," ungkapnya.

Gigih sejak muda

Kegigihan Edy dalam mengungkap berbagai kasus merupakan sebuah kebiasaan yang telah ia pupuk sejak masa muda.

Edy berasal dari keluarga sederhana. Lahir di Cepu, Jawa Tengah, dan besar di Jakarta, membuatnya lebih paham dengan pentingnya bekerja keras untuk bertahan di Ibu Kota.

Selepas SMA, Edy berhasil bergabung dengan Sekolah Bintara Prajurit Karier (Seba PK) Polri pada tahun 1996. Meski telah mencapai salah satu mimpi yang diraihnya dengan susah payah, Edy muda masih ingin mengejar impiannya yang lain, yaitu kuliah.

Sambil berdinas, Edy akhirnya memutuskan mengikuti kegiatan perkuliahan jurusan Ilmu Hukum. Keputusan Edy ini terhitung nekat karena saat itu ia belum meminta izin dari para atasan.

Sempat berkuliah diam-diam selama delapan bulan, akhirnya kegiatan sembunyi-sembunyi itu diketahui para atasan.

"Karena saya yang pertama kuliah di angkatan saya, alhasil, selepas apel setiap Jumat, saya dihukum dengan menjelaskan materi-materi kuliah saya kepada rekan-rekan," kenang Edy.

Perjuangan Edy tidak berakhir di situ. Saat itu, Edy muda juga harus memutar otak untuk membiaya perkuliahannya. Ia kemudian mulai mencari pemasukan dari berbagai jenis pekerjaan.

"Saya pernah bekerja yang kerjaannya itu buka tutup pintu gerbang, mencucikan mobil. Benar-benar dari nol," kenang dia.

Tidak hanya dari bawah, Edy juga pernah bekerja di tempat yang membanggakan baginya. Ia pernah menjadi pengawal Presiden BJ Habibie. Bahkan, dilihat dari usia, ia merupakan pengawal paling muda dalam tim keamanan saat itu.

Perjuangan Edy tidak sia-sia. Kehausannya terhadap pendidikan terbalas sudah. Tidak hanya gelar sarjana ia khatamkan, tetapi kini juga menyandang gelar doktor di bidang ilmu hukum yang didapatkannya pada Januari 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com