Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Menuju 100.000 Kasus Aktif Covid-19: RS Kolaps, Oksigen Menipis, Kematian Meningkat

Kompas.com - 06/07/2021, 07:58 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

"Sekarang pun banyak warga yang tidak mendapatkan tempat (perawatan), menunggu, mengatre di ICU, kita menyaksikan betapa tantangan ini nyata," ucap Anies.

Oksigen mulai langka

Meski Pemprov DKI menyebut ketersediaan pasokan oksigen di Jakarta baik-baik saja, kondisi lapangan jauh berbeda dari apa yang digambarkan.

Kasubag Humas RS Fatmawati Jakarta Selatan Atom mengatakan, oksigen di rumah sakit mulai menipis, khususnya untuk tabung gas portabel yang dimiliki RS.

"Infonya untuk tabung gas portabel yang memang ada sedikit hambatan, tapi alhamdulillah bisa teratasi, untuk gas liquid kita sudah terisi," kata Atom, Minggu lalu.

Belum lagi dengan kondisi pasien Covid-19 yang tidak mendapat perawatan di rumah sakit. Mereka berduyun-duyun memenuhi fasilitas pengisian oksigen berbayar.

Salah satunya terjadi di Jalan Minangkabau, Setiabudi Jakarta Selatan. Warga mengatre mengisi ulang oksigen dengan tabung yang mereka miliki.

Cerita warga bernama Nurdini yang mencari oksigen kemana-mana terekam oleh seorang jurnalis Wartakota. Nurdini mengaku sambil berlinang air mata mencarikan oksigen untuk ayahnya yang sedang sesak nafas karena Covid-19.

Dia mencari isi ulang oksigen seantero Jakarta tetapi banyak toko isi ulang yang juga kehabisan oksigen.

"Saya dari pagi cari isi ulang oksigen, sudah cari kemana-mana tapi habis," kata Nurdini.

Setelah mendapatkan toko yang menyediakan isi ulang oksigen, Nurdini harus mengantre sambil tak kuasa menahan tangis karena ayahnya dalam kondisi kritis.

Warga yang mengantre mengisi tabung oksigen melihat Nurdini menangis sesenggukan itu kemudian memberikan jalan agar Nurdini bisa lebih dulu mengisi oksigen.

Untuk mencegah kelangkaan oksigen di rumah sakit, Pemprov DKI Jakarta sebenarnya sudah membuka posko pengisian ulang di kawasan Monas.

Namun Anies menyebutkan, posko itu hanya untuk tabung oksigen dari rumah sakit saja dan bukan untuk masyarakat umum.

"Tapi kita lihat di luar sana masyarakat membutuhkan banyak sekali (oksigen). Kalau di RS masih terpenuhi, di luar yang masih jadi masalah," kata Anies.

Kematian meningkat

Efek berantai dari kejadian-kejadian kritis ini tak lain adalah angka kematian yang membumbung tinggi.

Senin kemarin Jakarta mencatat angka kematian tertinggi pasien Covid-19. Sebanyak 127 pasien Covid meninggal dunia karena Covid-19.

Berikut sejumlah peningkatan angka kematian pasien Covid-19 di Jakarta dalam dua pekan terakhir:

  • 21 Juni: bertambah 71, total meninggal 7.976
  • 22 Juni: bertambah 38, total meninggal 8.014
  • 23 Juni: bertambah 43, total meninggal 8.057
  • 24 Juni: bertambah 50, total meninggal 8.107
  • 25 Juni: bertambah 70, total meninggal 8.177
  • 26 Juni: bertambah 43, total meninggal 8.220
  • 27 Juni: bertambah 49, total meninggal 8.269
  • 28 Juni: bertambah 79, total meninggal 8.348
  • 29 Juni: bertambah 78, total meninggal 8.426
  • 30 Juni: bertambah 60, total meninggal 8.486
  • 1 Juli: bertambah 42, total meninggal 8,528
  • 2 Juli: bertambah 19, total meninggal 8,547
  • 3 Juli: bertambah 30, total meninggal 8577
  • 4 Juli: bertambah 75, total meninggal 8,652
  • 5 Juli: bertambah 127, total meninggal 8,779
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com