"Dari kelompok mereka bervariasi umurnya, ada yang 16-17 tahun, ada yang di bawah umur ada yang di atas umur. Rata-rata seperti itu (di bawah umur) 16, 17, 15 tahun," ungkap Ady.
Ady menyatakan, peristiwa tawuran yang melibatkan anak di bawah umur sudah kerap ditemui di Jakarta.
Untuk itu, Ady meminta keluarga terdekat anak untuk berperan aktif memberikan bimbingan dan pemahaman atas bahaya tawuran.
"Cukup mengenaskan, sering tawuran yang menyebabkan meninggal atau terluka parah korban itu dilakukan anak di bawah umur. Kami butuh peran aktif khusus kepada keluarga terkecil, memang harus kita lindungi karena ini sering terjadi," tuturnya.
"Beberapa hal sudah sering kita lakukan, seperti bimbingan, penyuluhan, dan sebagiannya, tapi kita harap dukungan dan bimbingan orang tua juga ada. Ini dibutuhkan," imbuh Ady.
Baca juga: Tawuran Berujung Maut di Cengkareng Berawal dari Saling Ejek lewat Medsos
DRH dan MS turut dihadirkan dalam konferensi pers yang digelar Rabu. DRH sempat mengungkapkan bahwa LF terbunuh lantaran ia merasakan amarah saat tawuran.
"Kenapa kamu melakukan hal itu? Sampai tega membunuh orang?" tanya Ady kepada DRH, Rabu.
"Amarah sesaat," jawab DRH
Ady juga sempat menanyakan apa manfaat dari tawuran yang melibatkan DRH dan MS.
"Ya (karena) saling ngejek. (Untuk) sensasi," jawab DRH.
DRH mengaku, tak sering terlibat pertengkaran. Tawuran pada Minggu, ia klaim sebagai tawuran pertamanya.
DRH masih bersekolah kelas dua SMA. Kawannya, MS, juga mengaku masih bersekolah.
Diketahui, DRH dan MS sempat melarikan diri ke Bogor, Jawa Barat sebelum diamankan polisi.
"Kami berhasil mengamankan pelaku, sebelumnya pelaku sempat lari ke Bogor tapi kami berhasl ikuti lalu kami tangkap tanggal 11 Agustus 2021 malam di Tomang, Jakarta Barat," kata Ady.
Ady mengaku, pihaknya mengetahui informasi bahwa kedua pelaku melarikan diri dari keluarga bersangkutan yang tinggal di Jakarta.
Oleh karena itu, polisi membuntuti kedua pelaku saat sedang melarikan diri ke Bogor hingga kembali pulang ke Jakarta. Saat tiba di rumahnya di Jakarta, pelaku pun ditangkap.
Beserta pelaku, polisi mengamankan barang bukti berupa tiga bilah celurit serta pakaian yang digunakan pelaku saat tawuran.
"Celurit yang memang sengaja dibawa kelompok Bedeng untuk tawuran ada tiga buah. Ini kita temukan disembunyikan di plafon rumahnya. Pelaku juga sudah mengaku ini adalah miliknya," tutur Ady.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.