"Jadi, kalau masih main-main kayak gitu, ya, rasakan sendiri. Artinya enggak takut, kan," imbuh Pandu.
Masalahnya, tiada yang bisa menjamin bahwa pelonggaran ini bakal dibarengi dengan meningkatnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
Padahal, penularan virus corona saat ini didominasi oleh varian Delta yang jauh lebih cepat menular.
"Kalau tidak bisa meningkatkan (perilaku) pakai masker, tidak usah dilonggarkan. Nanti (kasus Covid-19) naik lagi dan nanti turunnya susah lagi," tambah Pandu.
Capaian vaksinasi Covid-19 antara DKI Jakarta dan kota-kota penyangga saat ini timpang.
Sehingga, sekalipun Pemprov DKI Jakarta berhasil melakukan 104 persen vaksinasi dosis 1 dari target 8,8 juta orang, hal itu tak serta-merta berarti herd immunity sudah tercapai, seperti klaim Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
"Yang harus divaksinasi bukan orang yang punya KTP DKI, melainkan orang yang beraktivitas di DKI. Berapa yang beraktivitias di DKI? Tiga puluh juta," kata Pandu.
"(Vaksinasi) Jakarta saja memang cukup tinggi. Tapi kan yang beraktivitas di Jakarta bukan hanya orang Jakarta. (Capaian vaksinasi Covid-19 DKI Jakarta), bila dibagi dengan 30 juta, masih di bawah 50 persen," jelasnya.
Baca juga: Pemprov DKI Klaim Jakarta Zona Hijau, Data Satgas Tunjukkan Fakta Berbeda
Berdasarkan data teranyar, DKI Jakarta sudah melakukan sedikitnya 9,3 juta vaksinasi Covid-19 dosis pertama, 104 persen dibandingkan target awal 8,5 juta penduduk.
Namun, hingga saat ini, capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama di wilayah Bodetabek rata-rata masih di bawah 50 persen.
Hanya Kota Bogor yang laju vaksinasinya diklaim telah melewati 50 persen untuk dosis pertama.
Bahkan, sekalipun ditambah dengan jumlah penyintas Covid-19 di Jabodetabek yang diperkirakan masih memiliki antibodi saat ini, terlalu prematur untuk mengklaim bahwa warga Jakarta mencapai herd immunity.
"Itu pun (kombinasi kekebalan hasil vaksinasi dan penyintas Covid-19) baru sekitar 50 persen dan itu pun mungkin sudah mulai menurun juga daya proteksinya (dari antibodi para penyintas Covid-19)," kata Pandu.
"Kalau 50 persen sudah divaksinasi dan sudah terinfeksi, dikombinasi, 50 persennya kan masih tidak punya imnunitas sama sekali. Itu cukup besar sekali kalau dikalikan penduduk Jakarta, apalagi jika dilihat Jabodetabek. Itu yang akan berdampak buruk," tambahnya.
Ketimpangan capaian vaksinasi Covid-19 antardaerah ini semestinya dapat diurus oleh pemerintah pusat.