JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak 12 Juli 2021, Pemerintah Kota Jakarta Barat menggelar vaksinasi Covid-19 khusus bagi pelajar. Gedung-gedung sekolah pun disulap menjadi gerai vaksinasi Covid-19.
Saat itu, kasus Covid-19 di Jakarta sedang meningkat drastis seiring dengan merebaknya varian delta virus Covid-19 di Jakarta.
Lebih dari satu bulan bergulir, 91 persen dari total target vaksinasi telah tercapai.
"Sekarang sudah sekitar 91 persen ya capaian," kata Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Pendidikan Jakarta Barat II Masduki saat dihubungi Selasa (24/8/2021).
Baca juga: 91 Persen Pelajar di Jakarta Barat Sudah Terima Vaksinasi Covid-19 Dosis Satu
Hasil yang baik bukan berarti bebas kendala. Masduki menyatakan, selama menggenjot capaian vaksinasi Covid-19 bagi pelajar, pihaknya juga harus berperang melawan hoaks yang beredar di kalangan orangtua murid.
"Banyak banget orangtua yang termakan hoaks tentang vaksin Covid-19 jadi anak-anak itu susah dapat izin untuk bisa terima vaksin," kata Masduki.
Masduki menjelaskan, kendala ini paling terasa saat masa awal digelarnya vaksinasi Covid-19 bagi para pelajar, utamanya saat capaian vaksinasi Covid-19 bagi pelajar baru mencapai sekitar 20-30 persen.
Baca juga: Orang Tua Termakan Hoaks Jadi Kendala Vaksinasi Covid-19 bagi Pelajar
"Waduh banyak banget (yang termakan hoaks). Begitu posisi di 20 Juli (2021) kita kerja keras banget," jelas Masduki.
Para orangtua murid menyampaikan langsung ke staf Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat terkait hoaks yang mereka telan saat pihak Suku Dinas Pendidikan tengah memberikan arahan terkait program vaksinasi Covid-19 bagi pelajar.
Jenis hoaks yang diterima olah para orangtua murid sendiri, kata Masduki, ada beragam.
"Macam-macam, ada yang katanya vaksin (Covid-19) itu ada chip-nya, ada yang katanya nggak halal, ada yang katanya nanti umur kita ketahuan, terus banyak yang bilang 'orang kalau sudah vaksin juga mati juga kok', gitu," terang Masduki.
Dengan adanya kendala tersebut, seluruh pihak berwenang segera dilibatkan dalam memerangi hoaks.
Baca juga: Akademisi IPB Bagikan Cara Cerdas Hindari Berita Hoaks
"Kerja keras banget itu, langsung pengawas, kepala sekolah, kasatpel kita libatkan semua dokter, lurah, camat semua deh kita libatkan," lanjut Masduki.
Para orangtua murid yang termakan hoaks segera diedukasi oleh tenaga kesehatan untuk menerima informasi yang sebenarnya.
Beberapa orangtua yang termakan hoaks langsung dikontak oleh Masduki dan jajaran. Sosialisasi melalui zoom meeting pun segera dijadwalkan.