Kinerja dari satgas tersebut tentunya tetap dalam pengawasan Dindik Kota Tangerang.
Berkait infrastruktur, tiap sekolah wajib memasang wastafel dan hand sanitizer di depan kelas, serta memiliki petugas khusus untuk mengecek suhu murid-muridnya.
Baca juga: Tunda Vaksinasi Mahasiswa di Kota Tangerang, Dinkes Tunggu Data dari Dinas Pendidikan
"Kita juga menyiapkan masker cadangan. Takut nanti ada siswa yang dari rumah cuma bawa satu, lalu nanti terlepas dan terjatuh. Nah makanya ada masker cadangan itu," papar Eni.
"Kami memang sangat berhati-hati sekali ya untuk menggelar PTM ini. Kami tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," sambungnya.
Kerja sama dengan puskesmas
Sebanyak 33 SMP negeri di Kota Tangerang bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk menunjang kegiatan PTM.
Eni berujar, tiap SMP negeri wajib bekerja sama dengan puskesmas agar pihak sekolah dapat menangani siswa yang sakit.
"Misalkan ada murid SMP yang suhu tubuhnya naik setelah PTM, nanti pihak sekolah dan puskesmas langsung menangani dulu, sebelum dia (murid yang sakit) pulang," paparnya.
Baca juga: Antisipasi Siswa Sakit Saat PTM, SMPN di Kota Tangerang Kerja Sama dengan Puskesmas
"Jadi ditangani dulu oleh sekolah dan puskesmas, sebelum dia dijemput oleh orangtuanya atau diantar puskesmas," sambung dia.
SOP lainnya, jumlah siswa di setiap kelas maksimal hanya 50 persen dari kapasitas ruangan.
"Jadi, misal di hari Senin dan Selasa yang masuk kelas 1 dan setiap kelas maksimal diisi 50 persen murid. Selanjutnya, Rabu dan Kamis yang masuk kelas 2, setiap kelas juga 50 persen murid," tutur Eni.
Guru bawa hasil tes negatif Covid-19
Guru SMP negeri di Kota Tangerang yang belum divaksinasi Covid-19 wajib membawa hasil negatif Covid-19 saat mengajar dalam PTM terbatas.
Ada 10 persen dari total guru SMP negeri di Kota Tangerang yang belum divaksinasi Covid-19.
Saat PTM terbatas mulai diterapkan, guru yang belum divaksin wajib membawa hasil tes negatif Covid-19 berdasar tes PCR atau hasil non-reaktif berdasar tes antigen.