Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pelecehan di KPI Sempat Mengadu ke Atasan Sambil Menangis, Ini Respons Komisioner KPI

Kompas.com - 03/09/2021, 10:34 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dugaan pelecehan seksual yang dialami seorang pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjadi sorotan akhir-akhir ini.

Pasalnya, kasus tersebut diduga telah berlangsung lama dan diketahui oleh atasan yang bersangkutan di KPI. Namun, ia tidak mendapatkan penyelesaian yang adil.

Selain itu, korban berinisial MS juga mengaku sudah dua kali melapor ke polisi tentang kekerasan seksual dan perundungan yang ia alami selama bertahun-tahun bekerja di institusi tersebut.

Hanya saja, laporan demi laporan yang ia buat tidak pernah mendapat tanggapan serius dari pihak penegak hukum.

Baca juga: Pengacara: MS Laporkan Pelecehan Seksual ke Pimpinan KPI pada 2019, tapi Tak Diusut

Kali ini, MS mencoba mencari keadilan dengan cara lain. Ia mengungkapkan, perundungan dan kekerasan yang dialami melalui media sosial.

Seketika, kasus tersebut menjadi perbincangan dan pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab kini mendapat kritikan tajam dari masyarakat.

Pengacara korban, Mualimin Wadah, mengatakan bahwa MS membuat surat terbuka kepada Presiden, Kapolri, dan pejabat tinggi lainnya atas arahan dirinya. Unggahan mengenai surat tersebut yang kemudian viral.

“Jadi memang bukan MS langsung yang menuliskan, tapi berdasarkan keterangan dan persetujuan dia,” tegas Mualimin, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: Kasus Pelecehan di Kantor KPI, Ketika Polisi Baru Bergerak Setelah Berita Viral

Mengadu ke atasan sambil menangis

Di dalam surat tersebut, MS bercerita bahwa sepanjang 2012 hingga 2014, ia dirundung oleh sejumlah rekan kerja senior di KPI.

Puncaknya terjadi pada 2015 ketika beberapa rekan kerjanya menelanjangi, memiting, dan melecehkan dirinya dengan cara “mencoret-coret buah zakar saya memakai spidol”.

Kejadian itu, ujar MS, membuat dirinya trauma dan kehilangan kestabilan emosi.

Ini berdampak buruk terhadap kesehatan mental dan fisiknya. MS mengaku sering berteriak ketika ingat kejadian tersebut dan pada tahun 2016, MS sering jatuh sakit karena siksaan batin yang ia alami.

Tahun-tahun selanjutnya, MS mengunjungi psikiater dan psikolog yang mendiagnosis dirinya menderita post traumatic stress disorder (PTSD).

Baca juga: Polisi Panggil 5 Pegawai KPI Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Pekan Depan

“Akhirnya saya mengadukan para pelaku ke atasan sambil menangis. Saya ceritakan semua pelecehan dan penindasan yang saya alami. Pengaduan ini berbuah dengan dipindahkannya saya ke ruangan lain yang dianggap ditempati oleh orang-orang yang lembut dan tak kasar”.

Namun, penyelesaian seperti ini ternyata makin berdampak buruk terhadap hubungan MS dengan rekan kerja yang sering merundungnya. Ia semakin disudutkan dan dicibir sebagai “manusia lemah dan si pengadu”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com