Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Gandakan Uang, Abah Fatoni Tewas di Tangan Tiga Kliennya

Kompas.com - 15/09/2021, 13:26 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber

TANGERANG, KOMPAS.com - Nasib malang menimpa Abah Fatoni (62), warga Kampung Jawaringan, Kabupaten Tangerang, Banten. Ia tewas dibunuh tiga orang berinisial A, W, dan TYP.

Peristiwa pembunuhan ini diungkap oleh Kapolresta Tangerang Komisaris Besar Wahyu Sri Bintoro pada Selasa (14/9/2021) kemarin.

Menurut Wahyu, Fatoni ditemukan tewas di rumahnya pada Jumat (16/7/2021) dalam kondisi tubuh terikat dan mulut mengeluarkan darah.

Olah tempat kejadian perkara menemukan ada sejumlah barang yang hilang dari rumah korban, yakni 2 sepeda motor, 2 unit gawai, dan sejumlah uang.

”Ada tanda bekas penganiayaan. Kami bawa ke RSUD Balaraja. Hasil otopsinya korban diketahui meninggal karena kehabisan oksigen,” ujar Wahyu, dilansir dari Kompas.id.

Baca juga: Berkilo-kilo Ranjau Jari-jari Payung Masih Hantui Pengendara di Jalan Gatot Subroto

Polisi akhirnya menemukan titik terang bahwa ada tiga pelaku yang bekerja sama membunuh korban. Dua dari pelaku, yakni W dan TYP, sudah berhasil diringkus pada Sabtu (21/8/2021) ketika berada di Kalideres, Jakarta Barat.

Sementara A masih dalam pencarian.

Janji gandakan uang

Polisi mengatakan bahwa peristiwa pembunuhan tersebut dilatar belakangi dendam dan sakit hati.

“Mereka merasa ditipu korban karena janji menggandakan uang tak kunjung ada hasil,” kata Wahyu.

W adalah orang pertama yang berkenalan dengan Fatoni. Dari perkenalan itulah W tahu bahwa Fatoni disebut bisa menggandakan uang.

Baca juga: Ranjau Paku di Jalanan Ibu Kota Diduga Ditebar Oknum Penambal Ban Nakal

Dalam hatinya mulai timbul benih-benih untuk menggunakan jasa tersebut. Dia lantas mengajak TYP untuk bergabung.

Fatoni pun mensyaratkan keduanya untuk menyerahkan uang kas sebelum ritual penggandaan uang di Pantai Jayanti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

W mengaku telah menyerahkan uang Rp 8,2 juta dengan janji digandakan menjadi Rp 5 miliar. Sementara TYP menyerahkan Rp 60 juta dengan janji digandakan menjadi Rp 20 miliar.

”Kami terpikat iming-imingnya. Sudah semedi di pantai, tapi tidak ada hasilnya. Kami tunggu sampai dua minggu, tetapi tidak ada uang sesuai janji. Justru uang kami tidak kembali,” ujar W.

Pembunuhan yang direncanakan

Kekesalan yang memuncak membuat ketiga pelaku nekat menghabisi nyawa korban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com