Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Mau Kalah dari Bogor, Pemkot Bekasi Akan Terapkan PeduliLindungi di Pasar Tradisional

Kompas.com - 28/09/2021, 16:26 WIB
Djati Waluyo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi berencana menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi bagi pengunjung pasar tradisional.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyatakan, pihaknya tidak mau kalah dengan Kota Bogor, yang akan menerapkan penggunaan aplikasi tersebut sebelum pengunjung masuk ke pasar tradisional.

"Harusnya dalam program itu (penerapan PeduliLindungi di pasar) jangan kalah sih," ujar Rahmat saat ditemui di kawasan Stadion Patriot Candrabhaga, Selasa (28/9/2021).

Baca juga: Mendag: Aplikasi PeduliLindungi Segera Diuji Coba di 6 Pasar Rakyat

Meski begitu, wali kota yang akrab disapa Pepen mengatakan bahwa pihaknya akan menerapkan kebijakan tersebut diiringi dengan percepatan vaksinasi Covid-19.

"Sambil berjalan (vaksinasi) itu tentunya dinas pasar, kalo di mall kan sudah (penerapan PeduliLindungi) ini kan pasar pasar tradisional yang, mudah mudah aja itu bisa terlaksana," ujarnya.

Sebelumnya, melansir Tribunbogor, Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) berencana akan menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di pasar tradisional di Kota Bogor.

Baca juga: Ini 6 Pasar Tradisional yang Akan Uji Coba Aplikasi PeduliLindungi

Dirut Perumda Pasar Pakuan Jaya Muzakkir mengatakan rencananya ujicoba akan dilaksanakan di tiga pasar

Sebelum itu pihaknya berencana akan melakukan edukasi kepada pembeli dan pedagang.

“Saya minta ke Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perdaganagan di pasar jangan disamakan dengan mal, karena kita butuh mengedukasi kepada pedagang dan pengunjung,” katanya.

Sementara itu dilokasi terpisah Direktur Umum Perumda Pasar Pakuan Jaya Jenal Abidin mengatakan bahwa penerapan Aplikasi PeduliLindungi dipasar Pakuan Jaya untuk mendukung dan mensukseskan program pemerintah.

Program pemerintah yang dalam hal ini perumda pasar pakuan jaya mendukung penuh unttuk kesuksesan serta kenyamanan kita untuk belanja di pasar.

Untuk itu pihaknya melakukan persiapan lebih drtail secara teknis agar semua bisa berjalan lancar.

"Penerapannya setelah seluruh pedagang divaksin, sekarang kita gencar melakukan sosialisasi dulu kepada pedagang dan pengunjung jadi suatu saat nanti setelah kita siap betul gunakan aplikasi ini kita terapkan," ujarnya Senin (27/9/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com