Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Video Diduga Keributan di Rudenim Jakarta, Polres Jakbar Belum Periksa Saksi

Kompas.com - 13/11/2021, 13:52 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Reskrim Polres Metro Jakarta Barat mendatangi Rumah Detensi Imigran (Rudenim) Jakarta, di Jalan Peta Selatan, Kalideres, Jakarta Barat.

Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat Kompol Joko Dwi Harsono mengatakan kunjungan tersebut terkait beredarnya sebuah video beredar diduga terjadi keributan di dalam Rudenim Jakarta.

"Kalau perkara itu, memang sempat ada insiden, makanya kami ke sana supaya kondusif ya situasinya," ujar Joko saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (13/11/2021).

Baca juga: WN Nigeria Meninggal Dunia di Kantor Rudenim Jakarta, Penyebab Kematian Belum Diketahui

Selain karena beredar video tersebut, diketahui seorang warga negara (WN) Nigeria meninggal dunia di dalam sana.

Tubuh KC (35) ditemukan tergeletak begitu saja di dalam Rudenim pada Selasa (9/11/2021) pukul 12.20 WIB.

Namun demikian, pihaknya belum memeriksa saksi-saksi soal kemungkinan keterkaitan antara kematian KC dengan dugaan keributan tersebut.

Kata Joko, polisi masih menunggu hasil otopsi jenazah KC.

Baca juga: Akui Sempat Ada Perlawanan Fisik, Ditjen Imigrasi Sebut WN Nigeria Meninggal di Rudenim akibat Sakit Jantung

"Kami belum periksa saksi, tapi kami (perlu) pastikan dulu, yang meninggal itu apa penyebabnya," kata dia.

"Jenazah sudah dibawa ke RSCM, nanti kita tunggu kalau memang ada bekas pemukulan atau kekerasan baru kita periksa," lanjut dia.

Awal kerusuhan

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Dirjen Imigrasi) mengakui adanya kericuhan antara detensi imigran (deteni) dengan petugas Rudenim Jakarta, pada Selasa siang.

Kepala Bagian Humas dan Umum Dirjen Imigrasi Arya Pradhana Anggakara menjelaskan, beberapa deteni asal Nigeria melakukan perlawanan fisik kepada petugas rudenim dan petugas dari Polsek Kalideres yang membantu pengamanan.

Para deteni, disebutnya, menolak saat akan dipindahkan ke blok sel lainnya.

Baca juga: Ditjen Imigrasi Akui Ada Kericuhan antara Detensi Imigran dengan Petugas di Rudenim Jakarta

"Kegiatan pemindahan deteni ini sempat ricuh sehingga petugas menghentikan prosesnya dan kemudian melakukan persuasi kepada deteni," ungkap Angga, biasa dia akrab disapa, dalam keterangannya, Rabu (10/11/2021) malam.

Untuk menjaga kondisi keamanan Rudenim Jakarta, lanjutnya, sembilan orang deteni yang melakukan perusakan pintu sel dan diduga provokator, dipindahkan ke kantor imigrasi yang berbeda di Jakarta.

"Kami pindahkan mereka ke ruang Detensi Ditjen lmigrasi, yang selanjutnya disebar ke ruang detensi Kantor lmigrasi Jakarta Barat, Kantor lmigrasi Jakarta Timur, Kantor lmigrasi Jakarta Selatan dan Kantor lmigrasi Jakarta Pusat,” ujar Angga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com