Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Emosi Nirina Zubir Lihat ART Hidup Mewah Setelah Rampas 6 Aset Keluarganya

Kompas.com - 19/11/2021, 09:05 WIB
Tria Sutrisna,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Berat sekali hati saya untuk ketemu. Tidak ada sedikit pun niat untuk memohon maaf. Jalan saja sambil menatap mata saya dengan sebegitunya," ungkap Nirina sambil terisak dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (18/11/2021).

Ia pun menatap lekat sesosok perempuan berkerudung hitam di belakangnya yang telah ditangkap polisi.

Dialah Riri Khasmita, orang yang bertahun-tahun dipercaya keluarga Nirina untuk merawat sang ibunda, Cut Indria Martin, yang sudah berpulang dua tahun lalu.

Riri bukanlah orang asing, dia adalah orang dekat keluarga Nirina. Namun, bertahun-tahun bekerja sebagai asisten rumah tangga, keluarga besar mantan VJ MTV itu dikagetkan dengan ulah Riri.

Baca juga: Mafia Tanah Masih Merajalela, Tukang Servis AC, Eks Pejabat, hingga Artis Nirina Zubir Jadi Korban

Riri diketahui telah merampas enam aset tanah dan bangunan milik Cut Indria. Dia mengelabui ibunda Nirina, memalsukan tanda tangan, hingga memperjualbelikan aset-aset itu ke pihak lain.

Diduga, dari aksinya itu, Riri beserta suami telah meraup keuntungan sampai Rp 17 miliar. Riri bahkan disebut mendadak hidup mewah, membuka bisnis, hingga membeli mobil.

Nirina semakin sesak mengingatnya, apalagi sang ibu disebutnya tak pernah merasakan hasil jerih payahnya itu. 

"Saya sakit hati dan marah karena saya tahu ibu saya sederhana sekali karena ibu saya enggak pernah menikmati uangnya sendiri," kata Nirina.

Baca juga: Modus ART Nirina Zubir Jual Tanah Milik Majikan, Palsukan Tanda Tangan hingga Gandeng Notaris


"Tapi dia (Riri) beli mobil baru, dia jalan-jalan ke luar negeri, dia modalin adiknya sekolah di Malaysia dari hasil ibu saya," pungkasnya.

"Ibu saya ke mana-mana masih naik kereta, tapi beliau (Riri) ini punya mobil baru, bisnis baru," beber Nirina. Air matanya terus mengalir menatap lekat mantan orang kepercayaannya itu.

Nirina merasa sakit hati karena perlakuan Riri terhadap sang ibu yang justru telah menyelamatkan hidup Riri.

Sebelum masuk ke keluarganya, Nirina menyebut Riri ditolak oleh keluarga tirinya. Sang ibu bersimpati dengan Riri dan menawarinya tinggal di rumahnya untuk menjadi asisten.

Namun, kebaikan sang ibu justru dimanfaatkan Riri. Hingga pada masa akhir hidupnya, sang ibu sempat bertanya kepada Nirina soal nasib aset-aset yang telah dikuasai Rini.

Hal ini pula yang membuat Nirina dan keluarga besar berjuang mengembalikan kembali semua aset sang ibu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Yusri Yunus (Tengah), bersama Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat (kanan) saat mengungkap kasus mafia tanah yang menimpa keluarga Nirina Zubir di Polda Metro Jaya, Kamis (18/11/2021).KOMPAS.com/ Tria Sutrisna Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Yusri Yunus (Tengah), bersama Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat (kanan) saat mengungkap kasus mafia tanah yang menimpa keluarga Nirina Zubir di Polda Metro Jaya, Kamis (18/11/2021).

5 orang jadi tersangka kasus mafia tanah

Polda Metro Jaya masih menyidik kasus mafia tanah yang merugikan keluarga artis peran Nirina Zubir. Kepemilikan enam bidang tanah dan bangunan senilai Rp 17 miliar diambil alih para pelaku.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com