Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Orangtua Murid SMPN 2 Depok Izinkan Anak Ikut PTM Terbatas

Kompas.com - 30/11/2021, 22:42 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sejumlah orangtua percaya upaya SMP Negeri 2 Depok untuk menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas setelah dihentikan lebih dari 10 hari karena ada temuan klaster Covid-19.

Mereka merelakan anaknya mengikuti PTM Terbatas lantaran kesulitan mendampingi dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Eko (44), orangtua murid kelas 7 SMP Negeri 2 Depok mengaku percaya terhadap sekolah untuk menjalankan PTM Terbatas.

Baca juga: Cerita Guru SMPN 2 Depok Senang PTM Terbatas

Eko mengaku sudah mempertimbangkan banyak hal. Ia tidak langsung menyalahkan pihak sekolah terkait kemunculan klaster PTM Terbatas.

“Karena memang kita berhadapan dengan sesuatu yang tidak terlihat. Jadi usahanya sudah maksimal, nah kemudian anak-anak ini juga berkumpul untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Nah dari situ mungkin tertular,” ujar Eko di Depok, Selasa (30/11/2021).

“Bagi saya pribadi cukup nyaman untuk melepas anak ke sekolah. Apalagi kemarin juga ada PCR dan kami sendiri berkala swab,” tambah Eko.

Ia mengakui tak mudah mendampingi anak selama belajar di rumah. Ia merasa ada banyak hal yang hilang saat PJJ antara guru dan murid.

Baca juga: Wakil Wali Kota Depok Mempertanyakan Data Pelecehan Seksual Anak, Ini Penjelasan Kejaksaan

“Jadi banyak hal yang hilang seperti ikatan emosional dengan guru, dan sebagainya. Anak di rumah kedisplinannya jauh berkurang. Sangat jauh berkurang dibanding ke sekolah,” kata Eko.

“Rasa memiliki tanggung jawab terhadap pelajaran juga kurang. Jadi di rumah itu santai aja. Mengisi waktu di rumah itu banyak main game. Itu yang terjadi. Untuk menghentikannya itu tak mudah. Jadi saya pribadi enggak keberatan untuk melepas anak PTM,” lanjut Eko.

Sementara itu, orangtua murid kelas 8, Ria juga mengaku tak khawatir anaknya menjalani PTM Terbatas.

Ria mengatakan, anaknya lebih memilih belajar di sekolah.

“Kalau di rumah belajarnya susah. Kalau saya sih enggak khawatir yang gimana-gimana ya. Tergantung imun anak aja. Kalau menurut saya, Covid-19 itu ada tapi enggak bahaya-bahaya banget. Itu menurut saya ya,” kata Ria saat ditemui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com