Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejahatan Seksual Mengintai Anak di Lingkungan Terdekat, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Kompas.com - 22/12/2021, 09:25 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejahatan seksual masih mengintai keselamatan anak, bahkan di lingkungan terdekat.

Beberapa kasus kejahatan seksual menimpa sejumlah anak di lingkungan terdekat, seperti tetangga, institusi sekolah, lingkaran keagamaan, dan lingkungan terdekat lainnya.

Bahkan jumlahnya semakin meningkat selama pandemi Covid-19 melanda.

Baca juga: Sosiolog Beberkan Langkah Efektif Penanggulangan Pelecehan Seksual terhadap Anak

"Dengan adanya pandemi ini ternyata kasus kejahatan seksual terhadap anak sangat banyak atau bahkan meningkat. Bahkan ini sebetulnya fenomena es, yang mungkin baru beberapa bisa terungkap," ujar Ketua P2TP2A DKI Jakarta Tri Palupi, beberapa waktu lalu.

Komisioner KPAI, Putu Elvina, mengajak orangtua untuk ikut berperang melawan kejahatan seksual demi melindungi anak-anak.

Elvina menyebut setidaknya orangtua harus berperan aktif dalam melakukan dua hal, yaitu menjaga komunikasi dengan anak dan berani melapor.

"Komunikasi antara orangtua dan anak itu sangat penting. Sehingga mereka tahu apa yang dialami oleh anak. Dan jika terlihat indikasi kejahatan seksual, maka mereka harus melapor," ungkap Elvina saat dikonfirmasi, Selasa (21/12/2021).

Menurut Elvina, komunikasi sangat penting karena anak-anak korban kejahatan seksual pasti dipaksa untuk tidak membeberkan perilaku bejat pelaku.

Baca juga: Sosiolog Sebut Kekerasan Seksual oleh Pemuka Agama Sulit Terungkap, Kenapa?

"Karena anak-anak pasti diintimidasi dan diancam untuk menutup mulut. Ini membuat gelap kasus kejahatan seksual. Maka komunikasi yang baik harus dilakukan," tegas dia.

Setelah mengetahui adanya tanda-tanda kejahatan seksual, ia meminta orangtua untuk berani melapor agar kejahatan itu terputus.

"Melapor. Kalau tidak berani melapor sendiri, mereka bisa mencari bantuan melalui RT atau tetangga dekat yang mereka percaya. Sehingga bisa mencari bantuan lanjutan untuk laporan," kata Elvina.

Ia mengerti jika memunculkan keberanian untuk melapor itu tidak mudah bagi sebagian orang, namun melapor adalah cara untuk memutus rantai nelangsa tersebut.

"Keluarga pasti trauma, tapi demi penegakan hukum, maka mereka harus bisa melapor," kata dia.

Baca juga: Pemuka Agama di Tangerang Disebut Tetap Cuek meski Jadi Tersangka Pelecehan Seksual

Dengan melapor, tidak hanya dilakukan penegakan hukum kepada pelaku, proses penyembuhan kepada korban dan keluarga juga diberikan, baik itu secara fisik maupun psikis.

Elvina berharap penyembuhan trauma kepada korban dapat dilakukan setuntas-tuntasnya, agar tidak terulang kembali kejadian serupa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com