Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas LH Jakarta Sebut 465.000 Kendaraan Lakukan Uji Emisi Selama 2021

Kompas.com - 30/12/2021, 14:02 WIB
Sania Mashabi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pengendalian Dampak lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yusiono A Supalal mengatakan, sebanyak 465.000 kendaraan telah melakukan uji emisi sepanjang tahun 2021.

Adapun uji emisi tersebut dilakukan baik oleh kendaraan roda empat dan roda dua.

"Di tahun 2021 kita mencatat ada 465.000 (kendaraan) yang telah melakukan uji emisi," kata Yusiono dalam diskusi daring, Kamis (30/12/2021).

Baca juga: Komisi D Dorong Pemprov DKI Prioritaskan Uji Emisi Kendaraan Umum

Yusiono mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan berbagai regulasi untuk mengendalikan pencemaran udara di Jakarta.

Salah satunya Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.

Dalam Ingub tersebut ada tujuh inisiatif yang berkaitan dengan pengendalian kualitas udara, yang pertama adalah memastikan tidak ada kendaraan angkutan umum yang berusia di atas 10 tahun, dan tidak lulus uji emisi.

Kemudian adalah penerapan kebijakan ganjil genap, peningkatan tarif parkir yang terlayani di area-area angkutan umum.

Ketentuan uji emisi bagi kendaraan pribadi, mendorong percepatan pembangunan fasilitas pejalan kaki, pengendalian dari emisi dari industri dari sumber tidak bergerak lainnya.

Baca juga: Kejari Depok Musnahkan Barang Bukti dari Perkara Sepanjang 2021, Ada Narkoba hingga Baju Pengantin

Sementara yang keenam adalah bagaimana mengoptimalkan penghijauan yang ada di wilayah di DKI Jakarta dan mengalihkan penggunaan energi fosil yang ada saat ini secara bertahap ke energi yang terbarukan.

"Jadi pengendalian pencemaran udara dari sektor transportasi ini kita coba prioritaskan. Bagaimana penanganan dari sektor transportasi ini, yaitu dengan pejalan kaki," ujar Yusiono.

"Makanya fasilitas pejalan kaki itu menjadi satu hal yang penting. Kemudian kendaraan yang ramah lingkungan, penggunaan BBM yang ramah lingkungan, sampai dengan penggunaan kendaraan yang berbasis listrik, ataupun kendaraan motor-motor," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com