Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Sepinya Pasar Jatiuwung, Pedagang Sampai Buang Sayuran ke Jalan

Kompas.com - 04/01/2022, 19:45 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang di Pasar Induk Jatiuwung, Kota Tangerang, melempar sejumlah sayuran ke jalan di depan lapak dagangan mereks. Mereka meluapkan kekesalannya karena sepi pelanggan.

Sepinya pembeli bukan tanpa alasan. Keberadaan pasar induk lain yang berdekatan diduga menjadi penyebab sepinya pembeli di Pasar Induk Jatiuwung.

Ketua Forum Pedagang Pasar Induk Jatiuwung Abdul Majid mengatakan, penjualan mulai dirasakan sepi sejak lima bulan lalu, tepat satu bulan setelah para pedagang menempati pasar tersebut.

"Omzet di sini tidak ada. Kami sudah banting tulang bertahan lima bulan ini," ujar Abdul Majid, Senin (3/1/2022), dikutip dari Tribun Jakarta.

Baca juga: Warga Bidara Cina Ngaku Diminta Bantu Proyek Sumur Resapan, tetapi Belum Dibayar

 

Abdul Majid menambahkan, penjualan sayuran dan buah di Pasar Induk Jatiuwung sepi diduga disebabkan karena keberadaan Pasar Induk Tanah Tinggi. Pasar Induk Tanah Tinggi sudah berdiri cukup lama dan banyak pelanggan yang datang ke sana.

Pasar itu mulanya direncanakan akan ditutup sesuai kebijakan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah pada 2018 lalu. Namun, sampai saat ini, Pasar Tanah Tinggi masih tetap beroperasi sehingga diduga membuat para pedagang Pasar Induk Jatiuwung merugi.

"Kami dulu jualan juga di sana (Pasar Induk Tanah Tinggi). Kami pindah ke Jatiuwung karena pemerintah mengatakan bahwa Pasar Tanah Tinggi akan ditutup. Itu kebijakan wali kota, dijanjikan tahun 2018," kata Abdul Majid.

Baca juga: Pria yang Meninggal di Pinggir Jalan di MT Haryono Ternyata Purnawirawan Polri

 

Ade Safiyudin, pedagang lain di Pasar Induk Jatiuwung, meminta Wali Kota Arief mengambil sikap tegas terkait keberadaan dua pasar itu. Ade bersama pedagang meminta agar pasar induk di Kota Tangerang hanya satu, yakni di Pasar Induk Jatiuwung.

"Kami jujur menderita dengan adanya dua pasar ini. Jadi kami pengin ada kepastian dari pemerintah. Kami sudah turuti permintaan pemerintah loh," kata Ade.

Ade mengatakan, sepinya penjualan sayur dan buah menjadi derita bagi para pedagang di Pasar Induk Jatiuwung. Sebab, tidak sedikit pedagang yang datang dari luar daerah hanya untuk bertahan hidup dari penjualan di Pasar Induk Jatiuwung.

"Kita sangat merugi sekali ini. Balik tidak bisa, ngirim tidak bisa. Kami menderita di sini, pemerintah seolah menutup mata," ucap Ade.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Ratusan Pedagang Pasar Induk Jatiuwung Tangerang Kesal dan Lempar Dagangan ke Jalan Gegara Ini"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com