Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bekasi Bosan Kebanjiran, Uang Penanganan Banjir Justru Dikorupsi

Kompas.com - 08/01/2022, 13:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah belasan tahun, warga Kranji, berharap banjir menahun di wilayahnya segera ditangani. Berulang kali mereka rutin duduk berjam-jam membahas dan mencari solusi terbaik bersama aparatur pemerintah daerah. Namun, hak mereka untuk hidup nyaman dan bebas dari banjir justru dikorupsi.

Seperti dilaporkan Kompas.id, Jumat (7/1/2022) sore, jalan di kawasan perumahan Duta Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi, sebagian perumahan warga di tempat itu sudah tak terurus dan menjadi bangunan tua.

Ada pula bangunan-bangunan tertentu yang masih tertempel kertas berisi informasi penjualan atau penyewaan rumah.

Rumah yang dijual atau dikontrakkan itu milik warga yang sudah tak sanggup tinggal di sana. Mereka menyerah dan memilih mencari tempat baru setelah bencana banjir rutin merendam perumahan mereka setiap tahun saat musim hujan tiba.

”Selama lima tahun terakhir, rumah-rumah di sini rutin kebanjiran. Ketinggian air tiap tahun juga makin tinggi. Tiga tahun lalu ketinggian air 1 meter. Sekarang sudah lebih dari itu,” ujar Herman (67), salah satu warga setempat, saat ditemui pada Jumat sore.

Baca juga: Kalibiru Meluap dan Drainase Buruk, Perumahan Duta Kranji Bekasi Banjir

Warga yang memiliki penghasilan lebih masih punya pilihan mencari permukiman baru. Namun, orang seperti Herman yang hanya berjualan kopi dan beberapa jenis minuman lain dengan pendapatan harian yang tak menentu pastinya tak ada pilihan.

Herman bersyukur sudah mampu membangun rumah saat masih bekerja sebagai pemborong 20 tahun lalu. Saat ini, ketika hujan deras dan berpotensi banjir, hal yang dia lakukan itu hanya memindahkan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi. Selebihnya, banjir menjadi tontonan mereka.

”Sudah bosan berharap. Kami sudah rapat belasan tahun soal penanganan Kali Cakung,” kata Herman.

Baca juga: 6,5 Jam Tertahan Rombongan Jokowi, ACT Akhirnya Bagikan 500 Nasi Boks untuk Korban Banjir Bekasi di Jalan

Dikorupsi

Upaya penyelesaian banjir di daerah Kranji akibat luapan Kali Cakung, menurut Herman, sudah berlangsung sejak 2008 atau masih di zaman Wali Kota Bekasi Mochtar Muhamad. Saat itu, Pemerintah Kota Bekasi pimpinan Mochtar Muhamad sudah menggagas program pembangunan polder.

Rencana itu lantas meredup usai Mochtar dibekuk karena kasus korupsi dan Rahmat Effendi naik dari wakil wali kota menjadi wali kota.

Belakangan, harapan untuk bebas dari banjir kembali tumbuh saat Pemkot merencanakan perluasan kali Cakung dan pembangunan polder. Kabar tentang realisasi program itu sempat kencang terdengar oleh warga pada awal 2021.

Saat itu, mereka mendapat kabar kalau proyek penyelesaian banjir bakal dimulai Oktober 2021. Kemudian pengerjaannya mundur dan meredup setelah Desember 2021 terlewati.

Pada awal tahun 2022, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi justru tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca juga: Nasib Warga Bekasi, Wali Kota dan Bupati Sama-sama Terjerat Korupsi...

Tindak pidana korupsi yang menjerat Rahmat Effendi terkait pemberian imbalan pembebasan lahan sejumlah proyek infrastruktur yang menjadi bagian dari belanja modal ganti rugi tanah senilai Rp 286,5 miliar di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Tahun 2021.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com