Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTM 100 Persen Masuk Minggu ke-3, Disdik Kota Tangerang Klaim Masih Aman

Kompas.com - 17/01/2022, 18:06 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Kota Tangerang memasuki minggu ketiga pada Senin (17/1/2022) sejak dimulai pada 3 Januari 2022.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Jamaluddin mengeklaim, berdasarkan hasil evaluasi, penerapan PTM berlangsung dengan lancar.

"Sejauh ini masih aman. Kita kerjasama dengan Dinas Kesehatan surveillance-nya bagus," sebutnya pada awak media, Senin.

Baca juga: Sempat Tutup karena Kasus Covid-19, 3 Sekolah Ini Kembali Gelar PTM 100 Persen

Menurut dia, selama PTM 100 persen diterapkan, pihak sekolah sudah menerapkan protokol kesehatan dengan benar.

Selain itu, standar operasional prosedur (SOP) juga telah diterapkan oleh masing-masing sekolah.

"PTM 100 persen di pekan ketiga ya. Sekolah itu melaksanakan protokol kesehatan sesuai dengan ketentuan, SOP, surveillance dari dinas kesehatan itu aman ya. Pokoknya lancar," urai Jamaluddin.

Di sisi lain, dia mengaku mengkhawatirkan pelaksanaan PTM 100 persen karena merebaknya varian Omicron saat ini.

"Kita masih bertahan di sini, karena kita masih khawatir ya. Omicron tingkat nasional ini masih tinggi, kita tetap jaga-jaga lah," ucapnya.

Baca juga: Bersikeras Gelar PTM 100 Persen di Tengah Lonjakan Covid-19, Disdik Tangerang: Ini Instruksi 4 Menteri

Meski begitu, Jamaluddin berkeras untuk tetap menggelar skema tersebut.

Terlebih, saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang cukup drastis di Kota Tangerang.

Dalih yang digunakan untuk tetap menggelar PTM 100 persen adalah surat keputusan bersama (SKB) 4 Menteri.

SKB 4 Menteri diketahui memang mengatur soal PTM 100 persen.

"Ya ini kan PTM istruksi dari empat menteri (SKB 4 Menteri) ya," ujar Jamaluddin.

Baca juga: Epidemiolog Sarankan PTM 100 Persen di Kota Tangerang Ditunda demi Keselamatan Masyarakat

Dengan demikian, menurut Jamaluddin, Dindik Kota Tangerang berhak untuk tetap menggelar PTM berkapasitas 100 persen siswa.

"Jadi, artinya bahwa pemerintah daerah bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka (100 persen)," sebut dia.

Epidemiolog dari FKM UI Tri Yunis Miko sebelumnya menyoroti soal pemberlakuan PTM 100 persen di Kota Tangerang.

Tri menduga, Pemkot Tangerang tetap menerapkan PTM 100 persen berdasarkan SKB 4 Menteri.

"Pemkot Tangerang ya takut dengan SKB 4 Menteri, mungkin. Sama dengan Jakarta," ucapnya, Senin.

Baca juga: Kasus Covid-19 Ditemukan di 16 Sekolah, Wagub: DKI Masih Penuhi Syarat Gelar PTM

Namun, lanjut dia, Pemkot Bekasi dan Pemkot Depok mampu menunda PTM 100 persen dengan alasan meningkatnya kasus Corona varian Omicron.

Tri menegaskan, seharusnya Pemkot Tangerang juga dapat menunda PTM 100 persen seperti Pemkot Depok dan Pemkot Bekasi.

"Tapi kan Pemkot Depok dan Pemkot Bekasi menunda PTM 100 persennya. Itu berarti tidak apa-apa kalau menunda," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com