Pantauan Kompas.com, tidak terlihat adanya aparat keamanan atau instansi pemerintah seperti polisi atau Satpol PP yang mencoba mendinginkan situasi.
Edi Candra juga tidak menengahi percekcokan.
Baca juga: Pembagian Lapak di Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang Timbulkan Kerumunan
Lantaran cekcok tak kunjung usai, Faiz kemudian berteriak kepada PKL apakah mereka hendak melanjutkan sistem pembagian lokasi berjualan yang sedang berlangsung atau sistemnya diganti.
PKL yang berkerumun sepakat ingin melanjutkan sistem pembagian lokasi lapak yang tengah berlangsung.
"Lanjut," teriak para PKL.
Coki kemudian menyingkir dari kerumunan dengan didampingi beberapa orang.
Saat ditemui usai cekcok, Coki mengaku juga berkeberatan jika PKL yang berjualan makanan berat hanya diberikan satu lapak saja.
Menurut Coki, berdasarkan perjanjian antara kelompok Komunitas UMKM Kota Tangerang dan kelompok Paguyuban PKL, penjual makanan berat diberikan dua lapak.
"Sudah ada perjanjiannya kemarin, kalau pedagang makanan berat diberikan dua lapak. Tapi ini cuma satu slot," urai Coki.
Sejumlah PKL merasa berkeberatan dengan uang sewa lapak. Seperti misalnya Coki Siregar. "Ya dalam pembayaran itu masih terlalu tinggi juga," ujarnya.
Menurut dia, besaran uang sewa itu masih akan kembali dikaji oleh PT TNG. Dia meminta agar besaran uang sewa itu dapat dijangkau oleh seluruh PKL di Pasar Lama.
"Itu juga masih dikaji, belum final mengenai jumlah kontribusi yang akan dibayarkan ke PT TNG," kata Coki.
Baca juga: Usai Ditata Ulang, Penempatan PKL di Pasar Lama Ditentukan 2 Komunitas Pedagang dan PT TNG
PKL lain bernama Suwondo juga merasa berkeberatan. Sebab, pedagang makanan berat seperti suwondo harus menyewa dua lapak.
Jika tarif sewa dua lapak per minggu sebesar Rp 400.000, maka Suwondo harus mengeluarkan biaya hingga Rp 1,6 juta per bulan.
Dia berharap agar PT TNG dapat mengurangi besaran uang sewa tersebut. Faiz Alatas, pedagang lain, mengaku menyetujui besaran uang sewa yang sudah ditentukan.
"Saya setuju dengan iuran yang dicanangkan pemerintah, PT TNG," katanya.
Di sisi lain, dia menyebutkan, besaran uang sewa itu akan terus dikaji oleh PT TNG. Pasalnya, ia mengakui ada sebagian PKL yang keberatan dengan tarif sewa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.