"Para tersangka telah membuat surat palsu kurang lebih (untuk) 300 pemesan dan keuntungan yang didapat adalah kurang lebih Rp 60 juta," papar Sigit.
"Tidak menutup kemungkinan bisa lebih banyak," imbuh dia.
Sigit menyebutkan, berdasarkan pemeriksaan, setiap tersangka mendapat keuntungan Rp 50.000 dari tiap transaksi.
Baca juga: 4 Pemalsu Hasil Tes PCR dan Antigen di Bandara Soekarno-Hatta Raup Untung Rp 60 Juta
"Keuntungan Rp 50.000 per tersangka (dari satu transaksi)," ucap dia.
Sigit mengungkapan, keempat pelaku sudah memalsukan dua jenis dokumen perjalanan itu selama lima bulan.
Sementara itu, sepanjang Februari 2022 saja, para tersangka telah memalsukan ratusan hasil tes PCR dan antigen.
"Sudah lima bulan (beroperasi). Bahkan, bulan Februari 2022, ada ratusan surat yang sudah dihasilkan," sebut dia.
Sementara itu, setiap hasil tes PCR dan antigen dipatok harga Rp 200.000-Rp 300.000.
Kanit 2 Satreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Ipda Suwandi mengungkapkan cara AR mampu menginput hasil tes PCR dan antigen palsu ke PeduliLindungi.
Berdasar pengakuan AR, dia mengetahui cara menginput hasil tes palsu hanya dari berselancar di internet.
"Untuk keterangan sementara, pengakuan dia (AR), searching dari internet," kata Suwandi, dalam rekaman suara, Jumat.
Berawal dari pencarian di internet, AR mengetahui ada sebuah aplikasi yang dapat menginput data ke PeduliLindungi.
AR juga memiliki akun di aplikasi yang dapat menginput data tersebut.
Ia menggunakan nama dokter dan klinik fiktif untuk hasil tes dokumen perjalanan palsu.
Klinik itu diketahui berada di Kuningan di Jawa Barat. Namun, kata Suwandi, kepolisian tak dapat menghubungi klinik tersebut.