Elisabeth saat itu terus meminta petugas untuk meyakinkan Hafitd agar mau menemuinya.
"Akhirnya Hafitd mau keluar. Di situ dia bilang dia enggak enak karena dia enggak punya cukup kekuatan untuk bertemu saya. Di sana saya nasihati dia. Banyaklah yang saya sampaikan saat itu," kata Elisabeth.
Baca juga: Saat Rombongan Pengendara Motor Masuk Tol Kelapa Gading-Pulo Gebang, Mengaku Tak Tahu Rambu
Setelah pertemuan pertama itu, Elisabeth sempat kembali mengunjungi Hafitd sampai beberapa kali.
"Sekarang sudah cukup lama juga tidak bertemu karena pandemi. Terakhir bertemu itu yang sebelum pandemi," ujarnya.
Orangtua Ade Sara juga sampai saat ini masih menjalin hubungan baik dengan keluarga Hafitd.
"Lebaran tahun lalu kami sempat ke tempat orangtua Hafitd. Dan sebenarnya Natal kemarin juga mereka ingin ke rumah kami, cuma buya (panggilan ayah Hafitd) sedang sakit dan tidak bisa ditinggal. Jadinya Umi (panggilan ibu Hafitd) tidak bisa ke sini. Mereka kirim makanan," kata Suroto.
Baca juga: Mendadak Mogok, Sepeda Motor Tertabrak Bus Pengumpan Transjakarta di Jalan Sudirman
Orangtua Ade Sara juga sebenarnya sudah mencoba untuk menjenguk Assyifa, satu pelaku lain dalam pembunuhan anak mereka yang ditahan di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Namun upaya untuk bertemu Assyifa belum berhasil sampai saat ini.
"Kalau Assyifa, kami dengan dia dan keluarganya juga tidak ada kontak apa-apa. Sempat dijembatani beberapa pihak (untuk bisa menjenguk Assyifa), tetapi tidak berhasil," kata Suroto.
Ade Sara, Hafitd, dan Assyifa sudah saling mengenal sejak mereka duduk di bangku SMA di SMAN 36 Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur.
Hafitd sempat berpacaran dengan Ade Sara. Setelah putus, Hafitd kemudian berpacaran dengan Assyifa.
Hafitd dan Assyifa membunuh Ade Sara karena memiliki motif yang berbeda.
Baca juga: Sebabkan Kerusakan hingga Korban Tewas, Ini Penyebab Angin Kencang di Jabodetabek pada Sabtu Lalu
Hafitd mengaku sakit hati kepada Sara yang memutuskannya karena alasan perbedaan agama.
Ia semakin geram saat mengetahui Sara kembali berpacaran dengan laki-laki berbeda agama. Hafitd juga kesal karena Sara enggan bertemu dan berkomunikasi dengannya setelah putus.
Di sisi lain, Assyifa mengaku cemburu lantaran Hafitd masih sering menghubungi mantan pacarnya. Ia pun takut Hafitd kembali berpacaran dengan Sara.
Baca juga: Waspadai Hujan Disertai Angin Kencang di Jakarta Siang hingga Sore Ini
Pasangan sejoli itu pun menyiksa Ade Sara hingga tewas. Penyiksaan itu dilakukan di dalam mobil KIA Visto milik Hafitd.
Mereka bergantian menganiaya Sara berupa pemukulan, penyetruman, pencekikan menggunakan tali tas, dan penyumpalan mulut korban dengan tisu dan kertas koran.
Setelah Ade Sara meninggal, Hafitd dan Asyifa tetap menempatkannya di kursi belakang mobil Hafitd.
Mereka berdua membawa jasad itu berkeliling Jakarta dan sekitarnya, hingga kemudian membuang jasad Sara di pinggir tol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.