Selain dijaga selama 24 jam, kata Ricky, nantinya Polres Metro Jakarta Utara juga akan membangun pos tetap di Kampung Bahari.
Pembangunan pos tetap tersebut untuk mencegah adanya penyalahgunaan narkoba lagi di Kampung Bahari.
"Dari Polres Jakarta Utara akan membangun pos tetap di Kampung Bahari. Dengan kehadiran polisi atau aparat gabungan TNI/Polri kami akan lakukan patroli bersama untuk mencegah Kampung Bahari yang dikenal sebagai kawasan narkoba," ujar Ricky.
Pembangunan pos tersebut ditargetkan rampung dalam satu bulan dan harus sudah jadi sebelum bulan puasa tiba.
Kata Ricky, pasukan yang berjaga akan bersiaga di tenda-tenda yang disediakan. Tidak hanya untuk mencegah narkoba, pos tersebut juga akan difungsikan untuk mengantisipasi kejahatan kriminal lainnya.
Usai penggerebekan, Pemerintah Kota Jakarta Utara membongkar bangunan liar di pinggiran rel kereta api yang diduga menjadi tempat transaksi narkoba.
Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan, pembongkaran tersebut merupakan shock therapy bagi warga sekitar.
"Itu bangunan liar memang dibongkar sebagian, paling tidak itu untuk shock therapy, tapi untuk seluruh kampungnya akan bertahap. Karena ini juga masuk di area rel kereta api," kata Ali, Kamis (10/3/2022).
Baca juga: Kampung Bahari Jadi Sarang Narkoba, Pemkot Jakarta Utara Akan Bina Pemuda untuk Bekerja
Ali mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan PT KAI untuk melakukan pembongkaran bangunan liar yang ada di bantaran rel tersebut.
Tidak hanya di titik itu, kata dia, pembongkaran bangunan liar di sepanjang bantaran rel kereta api juga akan dilakukan di lokasi lainnya, seperti Royal, Jakarta International Staidum (JIS), Kampung Bayam, dan Kampung Bahari.
"Sudah kami koordinasikan dan tidak hanya di titik itu (Kampung Bahari), sepanjang Jalan RE Martadinata sebenarnya. Itu (sisi) rel kereta memang banyak bangunan yang harus ditata dan itu sudah dirapatkan," kata dia.
Namun, untuk eksekusi penertiban di lokasi lainnya, ujar Ali, tinggal menunggu inisiasi dari PT KAI selaku pemilik lahan. Pasalnya, bangunan-bangunan liar itu ada di lahan milik PT KAI.
Jika PT KAI telah mengeluarkan inisiasi untuk menertibkan, kata dia, pihaknya akan langsung mendukung.
"Tapi untuk kegiatan yang di dalam (bangunan liar), itu termasuk ke kami. Contohnya peredaran narkoba, prostitusi, minuman keras ilegal, kami bisa masuk. Tapi untuk bangunannya harus koordinasi dulu. Khawatir itu menempel dan berbaur dengan tempat tinggal," kata Ali.
Ali juga memastikan bahwa pihaknya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkopimko), yakni Kapolres dan Dandim, akan melakukan pembinaan terhadap para pemuda warga Kampung Bahari, Tanjung Priok.