Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balita Korban Penganiayaan ART Disebut Ibunya Cenderung Kasar dan Takut Melihat Wanita

Kompas.com - 21/03/2022, 21:57 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga anak di bawah lima tahun (balita) diduga menjadi korban penganiayaan oleh asisten rumah tangga (ART) di sebuah taman bermain perumahan di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Peristiwa tindak kekerasan terhadap seorang anak berusia tiga tahun dan dua anak kembar berusia 1,5 tahun itu disaksikan dan direkam oleh warga kompleks setempat pada Rabu (16/3/2022).

Dalam rekaman yang diambil tetangganya itu, anak-anaknya kerap diperlakukan kasar selagi disuapi makanan di sebuah area taman di kompleks perumahannya.

Sesekali terlihat, anak yang berusia 3 tahun ditampar dan dahinya ditempeli makanan nugget yang masih panas.

Baca juga: Alasan 2 ART Aniaya 3 Anak Majikan di Cengkareng, Kesal Korban Sering Menangis dan Susah Makan

Sementara dua anaknya yang kembar, berusia 1,5 tahun, terlihat dicubit, didorong, dan bahkan diseret.

Ibu korban, VE alias BF (28), mengatakan bahwa pascakejadian tersebut, kini ketiga anaknya bertingkah cukup berbeda. VE mengatakan, anak kembarnya yang berusia 1,5 tahun menjadi lebih sensitif.

"Anak-anak itu jadi lebih sensitif sama orang. Anak saya yang kecil itu dia kalau ada suara keras itu nangis," kata VE saat ditemui di Mapolsek Cengkareng, Senin (21/3/2022).

Baca juga: Aksi Dua ART Aniaya Tiga Balita di Cengkareng: Cubit dan Pukul Korban hingga Luka Memar

Selain itu, menurut VE, anak kembarnya terlihat ketakutan dan menangis jika melihat wanita selain dirinya.

Sementara itu, anak sulungnya yang berusia 3 tahun pernah dipergoki tengah memukul. Padahal, kata VE, anaknya sebelumnya tidak pernah main tangan.

"Kalau yang besar seperti ada trauma jadi lebih sensitif. Kalo seumpamanya salah satu ada (adiknya) yang nangis, kakaknya itu ikut mukul," kata VE dengan raut wajah bersedih.

Baca juga: ART Tersangka Penganiayaan Anak Majikan Akan Diperiksa Kejiwaannya

Atas situasi ini, VE mengatakan akan memeriksakan psikologi anak-anaknya guna langkah trauma healing paska tindak kekerasan yang diterima ketiga anaknya.

Selain itu, VE mengaku akan mendampingi ketiga anaknya tanpa bantuan pengasuh ke depannya.

"Sementara kita rawat sendiri sama orangtua saya," pungkas dia.

Baca juga: Perangi Kekerasan Terhadap Anak, Kak Seto: Butuh Kepedulian Orang Sekitar

Di sisi lain, Seto Mulyadi Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) atau yang akrab disapa Kak Seto, mengatakan, ketiga balita itu terlihat mulai percaya diri. Hal itu dibuktikan dengan tawa canda di hadapannya.

"Pertemuan dengan korban ini kami lihat sudah mulai tumbuh rasa percaya diri, sudah mulai tumbuh senyumnya, tertawanya, dan ini yg kami dorong untuk terus menciptakan lingkungan yang kondusif," ungkap Seto setelah bertemu ketiga korban di Mapolsek Cengkareng, Senin.

Seto akan terus memantau perkembangan psikologi ketiga korban. Ia pun bersedia jika diminya untuk melakukan perawatan psikologis terhadap korban.

"Kami dari LPAI sangat peduli dengan mereka. Kalau nanti kami mendapat undangan untuk memberikan treatment psikologisnya, kami juga siap," pungkas Seto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com