Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Boncos Dihantui Ketakutan, jika Mengusik Jaringan Narkoba Bisa Diteror

Kompas.com - 24/03/2022, 17:25 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak mudah tinggal puluhan tahun di sebuah perkampungan yang dikenal rawan dengan peredaran narkoba.

Sudah puluhan tahun lamanya keresahan dirasakan Ulam, salah satu warga di Kampung Boncos, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.

Ia membenarkan bahwa narkoba berdar dengan bebasnya di kampung tersebut. Bahkan di hadapan warga sekalipun.

Namun, warga setempat tak bernyali untuk berbuat banyak.

Baca juga: Cerita Warga soal Peredaran Narkoba di Kampung Boncos: Transaksinya Sangat Bebas, bahkan di Depan Anak-Anak

Menurut dia, warga tidak berani bertindak bak pahlawan. Sebab, mereka cukup takut untuk melawan jaringan narkoba seorang diri.

"Warga juga enggak berani, takut," kata Ulam, bukan nama sebenarnya.

"Padahal kami juga sebenarnya sudah dibina oleh BNN juga, tapi sampai saat ini ya begini keadaannya, " lanjutnya.

Hotel 10.000 Kampung Boncos , Jakarta Barat,  gubuk tidak permanen digunakan oleh para pembeli narkoba untuk mengonsumsi narkoba.Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI Hotel 10.000 Kampung Boncos , Jakarta Barat, gubuk tidak permanen digunakan oleh para pembeli narkoba untuk mengonsumsi narkoba.

Warga sudah paham betul konsekuensi yang harus diterima jika berani melawan atau menganggu bisnis jaringan narkoba di Kampung Boncos.

Baca juga: Sudah Dirobohkan, Hotel 10.000 Tempat Nyabu di Kampung Boncos Berdiri Lagi

Coba saja kalau berani, ketenangan warga di sana akan terganggu.

Sebagai contoh, kata Ulam, warga bisa mendapat ancaman-ancaman dari jaringan narkoba tersebut jika berani coba-coba mengusik. Ancaman bukan hanya secara verbal, mereka juga bisa saja datang membawa senjata tajam.

"Teror itu seperti ancaman-ancaman. Mereka bisa teriak-teriak sampai nimpuk-nimpuk. Mereka juga bisa saja membawa senjata tajam ke depan rumah," cerita Ulam.

Baca juga: Polisi Ubrak-abrik Sarang Narkoba di Jakarta, dari Kampung Bahari hingga Kampung Boncos

Saat mengancam warga, biasanya jaringan tersebut datang bergerombol.

"Tapi kalau mau ribut itu mereka bergerombol. Banyak sekali, " lanjut Ulam.

Secar apribadi Ulam mengaku tidak begitu takut kepada oknum-oknum. Namun, jika memikirkan keluarganya, ia harus mengurungkan nyalinya. Ia khawatir keluarganya akan menjadi bulan-bulanan teror tersebut.

"Soal teror itu sudah biasa bagi saya pribadi, tapi saya memikirkan keluarga. Kasihan keluarga saya," kata Ulam.

Penggerebekan lokasi rawan peredaran narkoba di Kampung Boncos, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (10/3/2022Polres Metro Jakarta Barat Penggerebekan lokasi rawan peredaran narkoba di Kampung Boncos, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (10/3/2022

Baca juga: Lagi Asyik Nyabu, 5 Pemakai Digerebek di Kampung Boncos Palmerah

Kendati demikian, Ulam belum pernah mendapat perlakuan yang melebihi ancaman.

"Tapi mereka sampai saat ini belum pernah main fisik ya. Mungkin mereka mikir dua kali juga. Tapi kalau mau ribut itu merela bergerombol. Banyak sekali, " pungkas dia.

Ulam mengatakan, masyarakat setempat sebenarnya sudah sangat gerah dengan peredaran narkoba di sana.

"Sebenarnya kami juga gerah. Kami pun lelah bentrok dengan mereka. Kadang ditegur supaya jangan di situ transaksinya, tapi mereka tidak menghiraukan. Mungkin sekali mereka geser, nanti balik lagi, " keluh Ulam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com