JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa Kolonel Infanteri Priyanto dituntut pidana penjara seumur hidup atas kasus penabrakan sejoli Handi Saputra (17) dan Salsabila (14) di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Tuntutan dibacakan oditur militer di Pengadilan Militer Tinggi II, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (21/4/2022).
"Kami memohon agar majelis Pengadilan Tinggi II Jakarta menjatuhkan terhadap Kolonel Infanteri Priyanto dengan pidana pokok penjara seumur hidup," ujar Oditur Militer Tinggi II Jakarta Kolonel Sus Wirdel Boy membacakan tuntutan.
Oditur juga memohon agar Priyanto dipecat dari instansi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Dalam tuntutannya, Wirdel mengatakan bahwa unsur pembunuhan berencana yang diatur dalam Pasal 140 KUHP telah terpenuhi.
"Berdasarkan keterangan para saksi yang dijadikan alat bukti bahwa kejadian tabrakan saudara Handi Saputra dan saudari Salsabila yang mengemudikan sepeda motor satria FU di Nagreg, Kabupaten Bandung, Rabu 8 Des 2021 sekitar 15.30 WIB," kata Wirdel.
Setelah menabrak korban, Priyanto bersama dua anak buahnya, yakni Kopda Andreas Dwi Atmoko dan Koptu Ahmad Soleh, malah membuang tubuh Handi dan Salsa ke Sungai Serayu, Jawa Tengah, pada pukul 21.30 WIB.
Oditur menilai, ada jeda sekitar 5 jam 30 menit memberikan peluang yang cukup bagi terdakwa untuk merencanakan perbuatan yang akan dilakukan.
"Dalam kurun waktu 5 jam 30 menit, memberikan keleluasaan bagi terdakwa, saksi 2, dan saksi 3 secara sistematis untuk memilih salah satu sungai di Jawa Tengah dengan membuka aplikasi Google Maps," ujar Wirdel.
Oditur mengatakan bahwa langkah-langkah itu menggambarkan suatu perencanaan yang matang untuk menghilangkan jejak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.