Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Apung Kapuk Teko dan Pemakaman yang Tenggelam, Peziarah Menabur Bunga di Atas Permukaan Air

Kompas.com - 01/05/2022, 15:50 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Makam yang tenggelam

Selain permukiman warga, Rudi mengatakan bahwa wilayah Kampung Kapuk Teko juga sebagian diisi pemakaman seluas 1 hektar.

Saat permukiman terendam, pemakaman pun turut terendam.

"Kalau tanah permukiman warga itu di tanah milik kita. Tapi, sebagian wilayah RT 10 itu adalah area pemakaman. Sekarang sudah terendam juga. Pemakaman itu berada tepat di pintu masuk kampung, tepat di sisi kanan dan kiri jembatan," ungkap Rudi.

Baca juga: Selain Rumah Warga, Makam Juga Terendam Air Selama Bertahun-tahun di Kampung Apung

Rudi mengatakan tanah pemakaman itu sudah ada sejak generasinya yang terdahulu.

"Makam itu sudah lama sekali. Dulu kakek saya juga bilang kalau makam tersebut sudah ada dari jaman kakeknya dia," kata Rudi.

Lebih lanjut, Rudi menceritakan, saat hari Lebaran tiba, beberapa orang akan terlihat menabur bunga dari atas jembatan.

Ia mengatakan, orang-orang tersebut ada peziarah. Mereka melakukan ziarah pada mendiang sanak keluarga yang dimakamkan di pemakanan yang sudah terendam banjir selama puluhan tahun itu.

"Kalau lebaran memang ada peziarah yang datang, karena kuburannya sudah terendam air, jadi mereka menabur bunga dari atas jembatan." ujar Rudi.

Legenda Kapuk Teko dan ulama

Di balik misteri terendamnya Kampung Kapuk Teko, Rudi mengatakan bahwa pemakaman itu juga memiliki ceritanya tersendiri.

"Dulu ada yg bilang makam tersebut diwakafkan oleh empat orang. Tapi ini menurut hasil omongan turun menurun saja," ungkap Rudi.

Suatu hari, Rudi pernah mendapatkan beberapa orang luar wilayahnya, mengunjungi perkampungan. Orang-orang tidak dikenal itu bertanya tentang makam seorang ulama.

"Beberapa orang luar daerah pernah datang ke sini dan bertanya 'katanya ada makam ulama di sini?'," kenang Rudi.

Rudi mengaku kaget dengan pertanyaan orang-orang tersebut. Pasalnya, ia dan warga di sana pun tidak mengetahui tentang adanya makam ulama di kampungnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com