9 Mei 2018 dini hari, aparat kepolisian melakukan pengamanan ketat di sekitar Mako Brimob dengan memasang kawat berduri.
Baca juga: Densus Sita Senjata Api dari Penangkapan 24 Tersangka Teroris MIT Poso dan ISIS
Akses jalan yang ada di depan Mako Brimob pun ditutup sementara. Personel Brimob dikerahkan untuk berjaga di sepanjang jalan tersebut.
Mereka mengokang senjata laras panjang.
Dalam ketegangan itu, pihak kepolisian terus melakukan negosiasi dengan para napi teroris yang menguasai rutan.
Para napi teroris sempat menuntut untuk bisa bertemu pimpinan mereka Aman Abdurrahman, namun akhirnya mereka meminta makanan karena stok makanan di rutan sudah tidak tersedia.
Baca juga: Oknum Polisi di Kompleks Polri Ragunan Disebut Lepaskan Tembakan 8 Kali
Polisi pun akhirnya sepakat mengirimkan makanan asalkan sandera dilepas.
Kamis, 10 Mei 2018 sekitar pukul 00.00 WIB, polisi yang menjadi sandera terakhir berhasil dibebaskan dalam keadaan hidup.
Personel kepolisian bernama Bripka Iwan Sarjana itu mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuh.
Tak adanya lagi sandera yang ditahan oleh para napi teroris membuat polisi bisa bergerak lebih leluasa.
Setelah mengirimkan makanan sesuai hasil negosiasi, polisi pun akhirnya mengirim pasukan untuk menyerbut para napi teroris.
Baca juga: Oknum di Polsek Pancoran Disebut Peras Pelapor Kasus Penipuan, Ini Penjelasan Polisi
Pada Kamis dini hari pukul 02.18 WIB, satu unit mobil barracuda masuk ke dalam Mako Brimob untuk mengambil alih rutan.
Sebelum melakukan penyerbuan, pihak kepolisian terlebih dahulu memberikan ultimatum kepada para tahanan agar menyerahkan diri.
Ada 145 tahanan yang menyerahkan diri. Sementara itu, 10 orang lainnya sempat melawan.
Namun, setelah beberapa saat, 10 tahanan itu akhirnya juga menyerahkan diri.
Pukul 07.25 WIB, operasi pengambilalihan Mako Brimob berakhir tanpa menambah jumlah korban.
Baca juga: Polri Sebut Sebagian dari 24 Teroris Pendukung ISIS Lakukan Baiat Lewat WhatsApp