Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat DPRD DKI Cecar PT Transjakarta soal Maraknya Kecelakaan dan Pelecehan Seksual di Dalam Bus...

Kompas.com - 02/08/2022, 10:02 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Dalam paparannya, Yoga mengungkapkan bahwa PT Steady Safe memiliki tingkat kecelakaan (accident rate) 0,98 persen per 100.000 kilometer.

Kemudian,accident rate Perum PPD tercatat 0,7 persen dan accident rate Mayasari Bakti yakni 0,69 persen.

Baca juga: Soroti Angka Kecelakaan Transjakarta yang Turun, Komisi B DPRD DKI: Karena Covid-19, Bukan Manajemen

Di sisi lain, Yoga berdalih bahwa tidak semua kecelakaan transjakarta disebabkan oleh sopirnya.

Menurut Yoga, ada kecelakaan yang disebabkan pengendara kendaraan bermotor.

Dalam kesempatan itu, Yoga mencontohkan bahwa ada seorang pengendara motor yang terjatuh. Kemudian, pengendara motor itu terlindas ban belakang bus transjakarta.

"Contohnya, ada kasus motor yang jatuh duluan, kemudian (pengendara) motor tidak sengaja tertabrak bus kami. Jadi memang tak serta-merta ini semuanya kecelakaan dari pramudi," ujar Yoga.

Diminta putus bermitra

Selain itu, PT Transjakarta diminta memutus kerja sama dengan mitra operator bus yang masih kerap membahayakan keselamatan warga.

Permintaan soal pemutusan kerja sama itu pertama kali dilontarkan Prasetyo Edi Marsudi.

Prasetyo meminta operator diberi surat peringatan saat bus transjakarta yang mereka operasikan terlibat kecelakaan.

Jika terjadi secara terus menerus, PT Transjakarta harus memutus hubungan kerja sama dengan operator tersebut.

"Diberikan peringatan pas pertama kali (terlibat kecelakaan). Kalau lebih, keluarin, kita enggak salah (saat memutus hubungan kerja)," tegas Prasetyo.

Baca juga: Jika Masih Kerap Terlibat Kecelakaan, PT Transjakarta Diminta Putus Kerja Samanya dengan Operator

Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga turut menyatakan hal yang sama.

Pandapotan berujar, pemutusan hubungan kerja sama antara PT Transjakarta dan operator merupakan bentuk penalti.

"Ya potong saja, penalti. Saya setuju," ujar Pandapotan.

Dalam kesempatan itu, Pandapotan mengaku merasa khawatir jika para operator tak bisa mengendalikan bisnis mereka.

"Sehingga ada yang memaksakan sopirnya dari aspek kesehatan, kemampuan, dan lainnya," ujar Pandapotan.

Masih dalam rapat yang sama, Gilbert Simanjuntak juga menyuarakan hal serupa.

"Ya setuju. Jangan buat itu (kecelakaan yang melibatkan transjakarta) seakan-akan sesuatu yang tak ada masalahnya," sebut Gilbert.

Upaya PT Transjakarta

Sementara itu, Yoga Adiwinarto dalam rapat itu mengatakan bahwa PT Transjakarta telah melakukan beberapa hal untuk mengatasi kecelakaan yang kerap terjadi.

Dua di antaranya adalah membuat ruang istirahat bagi para pramudi di titik-titik tertentu dan menggelar tes urine secara acak.

"Untuk pramudi, kami juga sediakan rest area. Ada tujuh lokasi yang beroperasi untuk bisa mengakomordir beristirahat 5-15 menit, melepas lelah," kata Yoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com