Dalam paparannya, Yoga mengungkapkan bahwa PT Steady Safe memiliki tingkat kecelakaan (accident rate) 0,98 persen per 100.000 kilometer.
Kemudian,accident rate Perum PPD tercatat 0,7 persen dan accident rate Mayasari Bakti yakni 0,69 persen.
Baca juga: Soroti Angka Kecelakaan Transjakarta yang Turun, Komisi B DPRD DKI: Karena Covid-19, Bukan Manajemen
Di sisi lain, Yoga berdalih bahwa tidak semua kecelakaan transjakarta disebabkan oleh sopirnya.
Menurut Yoga, ada kecelakaan yang disebabkan pengendara kendaraan bermotor.
Dalam kesempatan itu, Yoga mencontohkan bahwa ada seorang pengendara motor yang terjatuh. Kemudian, pengendara motor itu terlindas ban belakang bus transjakarta.
"Contohnya, ada kasus motor yang jatuh duluan, kemudian (pengendara) motor tidak sengaja tertabrak bus kami. Jadi memang tak serta-merta ini semuanya kecelakaan dari pramudi," ujar Yoga.
Selain itu, PT Transjakarta diminta memutus kerja sama dengan mitra operator bus yang masih kerap membahayakan keselamatan warga.
Permintaan soal pemutusan kerja sama itu pertama kali dilontarkan Prasetyo Edi Marsudi.
Prasetyo meminta operator diberi surat peringatan saat bus transjakarta yang mereka operasikan terlibat kecelakaan.
Jika terjadi secara terus menerus, PT Transjakarta harus memutus hubungan kerja sama dengan operator tersebut.
"Diberikan peringatan pas pertama kali (terlibat kecelakaan). Kalau lebih, keluarin, kita enggak salah (saat memutus hubungan kerja)," tegas Prasetyo.
Baca juga: Jika Masih Kerap Terlibat Kecelakaan, PT Transjakarta Diminta Putus Kerja Samanya dengan Operator
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga turut menyatakan hal yang sama.
Pandapotan berujar, pemutusan hubungan kerja sama antara PT Transjakarta dan operator merupakan bentuk penalti.
"Ya potong saja, penalti. Saya setuju," ujar Pandapotan.
Dalam kesempatan itu, Pandapotan mengaku merasa khawatir jika para operator tak bisa mengendalikan bisnis mereka.
"Sehingga ada yang memaksakan sopirnya dari aspek kesehatan, kemampuan, dan lainnya," ujar Pandapotan.
Masih dalam rapat yang sama, Gilbert Simanjuntak juga menyuarakan hal serupa.
"Ya setuju. Jangan buat itu (kecelakaan yang melibatkan transjakarta) seakan-akan sesuatu yang tak ada masalahnya," sebut Gilbert.
Sementara itu, Yoga Adiwinarto dalam rapat itu mengatakan bahwa PT Transjakarta telah melakukan beberapa hal untuk mengatasi kecelakaan yang kerap terjadi.
Dua di antaranya adalah membuat ruang istirahat bagi para pramudi di titik-titik tertentu dan menggelar tes urine secara acak.
"Untuk pramudi, kami juga sediakan rest area. Ada tujuh lokasi yang beroperasi untuk bisa mengakomordir beristirahat 5-15 menit, melepas lelah," kata Yoga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.