Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menyinggung peristiwa pelecehan seksual yang pernah terjadi di bus transjakarta.
Untuk diketahui, aksi pelecehan seksual diduga terjadi pada 27 Juli 2022 di dalam bus transjakarta rute Kalideres-Gelora Bung Karno (GBK).
Pelecehan seksual juga diduga terjadi pada 24 Juni 2022 di dalam bus transjakarta jurusan Manggarai-Blok M.
"Mesti dituntaskan soal pelecehan. Apa yang akan dilakukan oleh PT Transjakarta dan juga Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta?" ujar Gilbert kepada jajaran direksi PT Transjakarta.
Dalam kesempatan itu, Gilbert menegaskan bahwa dirinya tak ingin sang istri menjadi korban pelecehan seksual di bus transjakarta.
"Kami tidak mau istri kami yang diraba-raba. Sebelum itu terjadi, kami tidak ingin warga masyarakat menjadi korban juga," kata Gilbert.
Gilbert lantas bertanya kepada Direktur Utama PT Transjakarta M Yana tentang bagaimana jika yang menjadi korban pelecehan seksual adalah istrinya.
"Gimana kalau yang jadi korban itu istri Bapak (Yana)?" tanya Gilbert.
Mendengar hal itu, Yana hanya diam.
Baca juga: Pelecehan Seksual Diduga Terjadi Lagi di Transjakarta, Wagub DKI: Kami Sikapi agar Tak Terulang
Sementara itu, sebagai upaya memberikan layanan yang aman dan nyaman bagi penumpang wanita, PT Transjakarta kembali mengoperasikan bus pink yang diperuntukan secara khusus bagi pelanggan wanita.
Bus pink secara efektif melayani pelanggan mulai 25 Juli 2022, melayani rute Pasar Baru-Kalideres atau Koridor 3.
Manajemen PT Transjakarta menyatakan akan menambah armada bus pink secara bertahap.
Di sisi lain, Yoga Adiwinarto mengungkapkan bahwa angka kecelakaan bus transjakarta cenderung menurun pada 2021-2022.
Dalam pemaparannya, Yoga menuturkan bahwa terdapat 1,68 persen kecelakaan transjakarta per 100.000 kilometer pada 2018, 2,68 persen pada 2019, dan 3,18 persen pada 2020.
Lalu, sebanyak 0,78 persen pada 2021 dan 0,43 persen pada Januari-Juli 2022.
Menanggapi hal tersebut, Gilbert Simanjuntak pun mengatakan bahwa hal itu bisa saja terjadi karena pandemi Covid-19 yang menekan mobilitas warga.
"Ini (angka kecelakaan transjakarta menurun) karena Covid-19. Jadi ini sebenarnya datanya bias," kata Gilbert.
Gilbert menuturkan, angka kecelakaan transjakarta menurun pada 2021 terjadi karena banyak masyarakat yang bekerja dari rumah.
Dengan demikian, penggunaan transjakarta maupun jumlah pengguna kendaraan bermotor di jalanan Ibu Kota menurun.
"Iya, ini karena alam (Covid-19), bukan karena manajemen (Transjakarta)," tegas politisi PDI-P itu.
Menurut Gilbert, sejatinya angka kasus kecelakaan transjakarta bakal meningkat jika tak ada pandemi Covid-19.
Masih saat raparan, Yoga Adiwinarto menyatakan bahwa terdapat tiga mitra PT Transjakarta yang kerap terlibat kecelakaan sejak Januari-Juni 2022.
Ketiga mitra itu adalah Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD), Mayasari Bakti, dan PT Steady Safe.
"Operatornya itu (Perum) PPD, Mayasari Bakti, (PT) Steady Safe," kata Yoga.