Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuki Musim Pancaroba, Warga Kota Bekasi Diminta Ikut Cegah Peningkatan Kasus DBD

Kompas.com - 07/08/2022, 15:20 WIB
Joy Andre,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto meminta warga Kota Bekasi ikut melakukan pencegahan peningkatan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Hal tersebut ia sampaikan lantaran Indonesia mulai memasuki masa peralihan cuaca atau pancaroba yang menyebabkan kasus DBD meningkat.

"Kasusnya memang tidak lebih tinggi dari kemarin, namun sudah kami persiapkan. Walaupun beberapa laporannya banyak, tapi kami tetap antisipasi jumlah kasusnya," kata Tri, kepada wartawan, Minggu (7/8/2022).

Baca juga: Kasus DBD di Solo Capai 129 pada Periode Januari-Juli, 6 di Antaranya Meninggal Dunia

Sebagai salah satu bentuk pencegahan, ia pun menyatakan sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk kembali mengaktifkan juru pemantauan jentik (jumantik) yang ada di Kota Bekasi.

"Langkah persuasifnya, puskesmas sudah kita minta untuk mengaktifkan para jumantik, sehingga bisa dimulai lagi pencegahannya," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati menyampaikan bahwa masyarakat diminta melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai bentuk upaya pencegahan penyakit DBD.

Baca juga: Kasus DBD Melonjak di Jakarta Selatan, Pemkot: Kepadatan Penduduk Jadi Penyebab

Melalui surat edaran Wali Kota Bekasi, masyarakat didorong untuk menggerakan aksi gotong royong membersihkan lingkungan warga sekitar setiap minggu.

Selain itu, ia berharap masyarakat melakukan upaya pencegahan di rumah dan lingkungan masing-masing.

"Maka dari itu, saya mengimbau, saya mengajak mari kita menekan angka DBD. Dengan cara yaitu PSN dari masing-masing keluarga atau menjadi Jumantik di masing-masing rumahnya, jadi satu rumah satu Jumantik," ucapnya.

Baca juga: Pasien DBD di Kelurahan Pondok Labu Bertambah 6 Orang

Berikut adalah data kasus DBD dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi dalam kurun waktu 2019 hingga saat ini.

Jumlah kasus pada 2019 sebanyak 2.848 kasus, dengan meninggal tiga orang.

Kemudian untuk kasus pada 2020 sebanyak 1.646 kasus, dan tercatat satu orang meninggal dunia.

Baca juga: Berstatus KLB, 769 Orang di Pematangsiantar Terjangkit DBD, 7 Pasien Meninggal

Kemudian pada 2021 terdapat kasus DBD sebanyak 2.004, dan meninggal 11 orang.

Sedangkan, jumlah sementara pada 2022, ada sebanyak 1.910 kasus, dengan 11 orang dicatat meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com