Perenungan diri tak menjadi hak kaum yang senior, dari generasi lebih muda nampaknya kita juga menjumpai seniman-seniman yang cenderung melihat kedalam batin meski, tentu saja mereka setengah berteriak lantang mengekspresikannya.
Meski dalam kanvas karya Lugas hiruk-pikuk dan mengetengahkan warna cerah dan saling bertabrak, ia menampilkan seseorang bersiap dengan senjata trisula-tombak.
Dengan pakaian selam serta perwujudan speed boat pun memakai sepatu roda seolah berjaga, tegar berdiri di antara karang-ombak.
Kita tetap merasakan ini semacam upaya reflektif sang seniman menyugesti diri.
Menilik judul, kata amfibi—hewan yang hidup dalam dua alam dan teritori pun gambaran karang-ombak-sepatu roda tersusun pesan bersiap sedia tetap bergembira dalam dalam suka dan duka hidup sebagai semacam playground.
Bagaimana dengan pelukis kelahiran 1978, yang berarti tak lagi muda, namum belum berusia senior ini, dengan karya Choerodin Roadyn dengan judul Melting tahun 2022 dengan media cat minyak berukuran 140x200cm?
Lain dengan Lugas yang ekspresinya selugas karya-karyanya; sebagai orang Jawa, seniman Choerodin ini memang menyukai harmoni-sekaligus perenungan.
Di sejumlah pameran-pamerannya elemen-elemen warna, bentuk dan komposisi objek ditata apik dalam simbol-simbol.
Lihat saja di karya sejoli kuda dengan judul “melting-menyatu” ini? Choerodin hendak menyapa bagaimana asmara tak memberi sekat perbedaan tatkala ia sedang tumbuh, bertunas-bermekaran, kupu-kupu, bunga-bunga bahkan badan menjadi “berlepot cat warna-warni” yang menggambarkan sumpah seia-sekata.
Dua mata koin yang samar-samar terbaca di latar dan sejumlah koin lain yang berserak di objek lukisan kuda tersebut.
Dimas wakil generasi lebih muda seperti juga lugas, nampaknya ia menyukai keramaian.
Tepatnya, seniman ini ingin membawa pesan reflektif dunia digital, dunia yang mengglobal memberi risiko adanya dua hal pesan itu membawa kebenaran dan sebaliknya kelumpuhan-kelumpuhan.
Contoh tersahih, apalagi jika bukan di perangkat smartphone. Kita bisa mengamati dari ilustrasi pohon-pohon yang tersembunyi berbagai raut wajah dan mata, pistol dan ikon-ikon seperti dalam dunia kultur pop.