Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Kebakaran di Simprug Akan Pasang Terpal sebagai Tempat Tinggal, "Mau Ngontrak, Tidak Ada Duit,,,"

Kompas.com - 29/08/2022, 17:13 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban kebakaran yang terjadi di Jalan Simprug Golf II, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (28/8/2022), masih berada pengungsian.

Kini, sudah sepekan mereka menjalani kehidupan sehari-hari di tenda yang didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sebagai tanggap darurat.

Narso, warga setempat yang juga menjadi korban kebakaran mengatakan, selama tinggal di pengungsian, berbagai rencana dibahas oleh keluarga, termasuk anak dan istri.

Baca juga: Korban Kebakaran Simprug Protes: Kami Jadi Konten di Tengah Musibah, Ngapain...

Salah satu yang menjadi pembahasan yakni soal soal kehidupan ke depan setelah masa tanggap darurat.

"Rencana kita akan pasang terpal di sini. Di atas tanah rumah kita ini. Beberapa warga yang tidak bisa bayar kontrakan juga begitu," ujar Narso saat ditemui, Senin.

Narso mengatakan, rencana memasang terpal di atas lahan miliknya itu untuk kembali menjalani kehidupan seperti hal tinggal di rumah sebelum terjadi insiden kebakaran.

Ia menyebut akan membangun kembali rumah dengan menyicil bahan-bahan bangunannya.

"Karena itu kita berharap bantuan itu berupa material bangunan. Kalau pakaian dan makanan itu sudah berlimpah," ucap Narso.

Baca juga: Korban Kebakaran Simprug Protes, Katanya Ada Youtuber Bikin Konten tapi Tak Beri Bantuan

Korban kebakaran lain, Sarkum juga berencana akan mendirikan terpal di atas lahan tempat tinggalnya yang kini hanya tersisa atap teras akibat kebakaran.

Sarkum mengaku, langkah tersebut diambil karena tidak ada cara lain untuk mencari tempat tinggal setelah masa tanggap darurat berakhir.

"Abis mau ngontak juga tidak ada duit. Duit yang ada terbakar. Makannya itu ada atap teras sedikit rencananya saya mau pasang terpal, kalau di sini (pengungsian) sudah tidak boleh," kata Sarkum.

Sarkum berencana akan tinggal di bawah terpal yang dibangun seiring membangun kembali rumah untuk tempat tinggal yang layak.

"Makannya saya tidak bongkar semua ini. Ini tempat saya juga sudah dibersihkan. Dan yang dibutuhkan saat ini adalah listrik. Karena buat warga lain juga yang nanti tinggal di sini," ucap Sarkum.

Baca juga: Korban Kebakaran Simprug Jaksel Akan Direlokasi, Wagub DKI: Nanti Dicarikan Tempat Terbaik

Sebelumnya diberitakan, kebakaran melanda permukiman warga di Jalan Simprug Golf II, Kebayoran Lama pada Minggu (21/8/2022) sekitar pukul 10.00 WIB.

Beberapa unit mobil pemadam diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api dan mengevakuasi warga.

Kepala Seksi Operasi (Kasiops) Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, Ruwanto mengatakan, kebakaran terjadi diduga akibat korsleting listrik di salah satu rumah warga.

"Dugaan penyebab kebakaran itu karena korsleting listrik," ujar Ruwanto, Minggu (21/8/2022).

Api diketahui muncul pertama kali dari salah satu rumah warga sekitar pukul 10.00 WIB dan baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 14.30 WIB.

Baca juga: Tiga Warga Korban Kebakaran di Simprug Jaksel Sempat Alami Sesak Napas

Total ada 398 jiwa dari 133 KK yang terdampak dalam insiden kebakaran yang menghanguskan sekitar 100 rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com