Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Mahasiswa dan Driver Ojol di Patung Kuda Diwarnai Aksi Bakar Ban

Kompas.com - 09/09/2022, 18:41 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi demonstrasi untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak masih terus berlanjut hingga hari ini, Jumat (9/9/2022).

Sore ini, beberapa kelompok massa kembali menggelar aksi demo secara bersamaan di kawasan Patung Kuda Wijaya, Jakarta Pusat, dekat Istana Merdeka.

Kelompok tersebut terdiri dari aliansi Ojek Online, Mahasiswa Uhamka, Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Jakarta, Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah, juga Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Seantero Raya.

Baca juga: Ojol Demo di Kawasan Patung Kuda, Tolak Kenaikan Harga BBM hingga Minta Menteri ESDM Dicopot

Dilansir dari TribunJakarta.com, demo tersebut turut diwarnai dengan aksi pembakaran ban yang dilakukan di beberapa titik sekitar Patung Kuda.

Pembakaran ban diantaranya terjadi tepat di depan barikade polisi di Jalan Medan Merdeka Barat, oleh Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Seantero Raya.

Pembakaran ban juga di lakukan oleh elemen mahasiswa lainnya tepat di samping bundaran Patung Kuda, serta di depan pintu Monas, kawasan Patung Kuda.

Selain melakukan pembakaran ban, para demonstran juga menyampaikan orasi atau tuntutan mereka atas kenaikan harga BBM.

"Kami meminta kepada Presiden Republik Indonesia Pak Jokowi, agar mendengarkan suara rakyat untuk menghapuskan kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan rakyat," kata orator melalui pengeras suara, Jumat.

Baca juga: Jokowi Pulang Lewat Pintu Belakang Istana saat Mahasiswa Demo, BEM SI: Kami Sangat Kecewa

Selain itu, mewakili pengemudi ojek online, Laskar Malari juga mendorong Kemenhub untuk menghitung ulang tarif Ojek Online yang sudah ditetapkan.

Dani Stefanus sebagai penanggung jawab aksi dari Laskar Malari menuturkan, naiknya harga BBM semakin mencekik para pengemudi ojol dalam segi ekonomi.

Pasalnya, saat ini para pengemudi juga dibebankan biaya aplikator sebesar 20 persen.

Meski beban tersebut diturunkan oleh Kemenhub menjadi 15 persen, namun kebijakan tersebut tetap dinilai tidak fair.

"Kalau aplikator untung 15 persen, pertanyaannya hak kami ojol berapa persen? Motor, motor kami, bensin, kami yang bayar, perawatan kami, jaket kami bayar. Kalau aplikatornya boleh ambil 15 persen, maka berapa hak teman-teman ojol?" katanya. 

Baca juga: Asosiasi Ojol Minta Biaya Sewa Aplikasi Turun Jadi 10 Persen

Sebelumnya kenaikan harga BBM telah diumumkan Pemerintah per 3 September lalu.

Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Harga Solar subsidi dikerek menjadi Rp 6.800 per liter dari Rp 5.150 per liter.

Sementara itu, harga Pertamax non subsidi juga naik, dari Rp 12.500 per liter menjadi 14.500 per liter.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Tolak Kenaikan Harga BBM, Ojol Hingga Mahasiswa Ramai-ramai Demo Sampai Bakar Ban di Patung Kuda"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com