Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Islamic Centre, dari Kawasan Prostitusi Terbesar di Asia Tenggara Jadi Tempat Ibadah Umat Islam

Kompas.com - 21/09/2022, 17:21 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Subki menuturkan, tak banyak perlawanan dari para penghuni Kramat Tunggak ketika pemerintah hendak melakukan penataan.

Selain karena para PSK dan muncikari sudah mendapat ganti rugi, keberadaan Kramat Tunggak pun memang tidak mendapatkan banyak dukungan dari warga yang tinggal di sekitarnya.

"Lokalisasi dulunya banyak, ribuan prostitusi di sini wanita-wanita PSK itu muncikarinya juga ratusan ini satu RW dengan luas 10,28 hektar. Memang waktu itu lokalisasi terbesar di Asia Tenggara," kata Subki.

Baca juga: 102 Seniman Meriahkan Pameran Seni Kaligrafi di Jakarta Islamic Centre

Singkatnya, di tahun 2000, lebih dari 10 hektar lahan di Kramat Tunggak sudah dibebaskan.

"Pada dasarnya mungkin ada keberatan tapi kemudian Pemprov mengambil langkah yang baik melakukan dialog dengan warga sekitar, akhirnya titik temunya ketemu selama tidak ada kerugian yang bersifat material mereka siap," ucap Subki.

Pembangunan Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, mulai berjalan di tahun 2001.

Tak lama setelahnya, Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, bangunan utama yang menjadi pusat berkumpulnya jemaah berdiri dengan megah.

Baca juga: Hujan Deras, Jalan Bujana Raya Pulogadung Tergenang Banjir 40 Cm

Pembangunan JIC memakan biaya hingga Rp 700 miliar untuk mendirikan masjid, gedung sosial budaya, dan rangkaian bagunan wisma atau penginapan kantor bisnis.

Di tahun 2002, Masjid Raya Jakarta Islamic Centre dipakai untuk shalat Jumat berjemaah pertama kalinya.

Lalu, pada 4 Maret 2003, akhirnya diresmikan oleh Sutiyoso.

"Diresmikannya itu tahun 2003. Selesai tahun 2003, diresmikan oleh Pak Gubernur Sutiyoso. Dan ini monumentallah ya, dari tempat prostitusi diubah jadi tempat ibadah," kata Subki.

Baca juga: Demo di DPR, Sopir Taksi Online Tuntut Pengurangan Potongan 20 Persen dari Aplikator

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada saat itu memfasilitasi mantan PSK yang ingin tetap tinggal di sekitar JIC.

Subki menyampaikan, mereka dibina untuk membuat produk rumahan yang bisa dijual.

"Alhamdulillah sampai sekarang program itu masih berjalan, tapi mungkin kalau sekarang proyeksinya enggak untuk PSK (lagi) ya, tapi masyakarat sekitar," pungkas dia.

Menilik lebih dalam kawasan Jakarta Islamic Center, Anda dapat melihat bangunan bernuansa putih dan hijau.

Baca juga: Belum Genap Setahun, Trotoar Dekat Puspemkot Tangerang yang Telan Anggaran Rp 3,7 Miliar Ambles

Di area tengah, terdapat masjid yang megah dengan pelataran rumput memanjakan mata.

Bukan hanya untuk beribadah, Jakarta Islamic Centre hadir untuk menjadi salah satu pusat peradaban Islam di Indonesia dan Asia Tenggara yang menjadi simbol kebangkitan Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com