Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Setelah Harga BBM Naik, Antrean Pertalite di SPBU Mengular hingga Beralih dari Pertamina

Kompas.com - 26/09/2022, 06:54 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk Pertalite, Solar hingga Pertamax pada awal September 2022, memberikan dampak kepada para pengendara.

Keluh kesah pengendara kendaraan bermotor masih terus bermunculan sejak kenaikan harga BBM ini.

Tidak sedikit pengendara yang sebelumnya menggunakan bahan bakar Pertamax kini mulai beralih ke Pertalite. Hal ini salah satunya berdampak pada panjangnya antrean di stasiun pengisian bahan bakar umum.

Sebagai informasi, pemerintah telah resmi menaikkan harga tiga jenis BBM mulai Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Perinciannya, harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari Rp 5.150 menjadi 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Kepuasan Publik terhadap Kinerja Anies Melorot, Keluhan Antrean Peralite di SPBU, Pemprov DKI Janji Tutup Lokasi Prostitusi

Antrean Mengular Demi Pertalite

Salah satu pengendara motor bernama Abdillah mengaku telah beralih menggunakan Pertamax ke Pertalite setelah harga BBM naik.

"Berasa banget kenaikan harganya. Awal-awal naik saya masih pakai Pertamax, tapi isi Rp 25.000 itu bisa buat dua hari, ini cuma satu hari," kata Abdilah, Kamis (22/9/2022).

Ia mengaku peralihan penggunaan BBM dari Pertamax ke Pertalite itu untuk menekan pengeluaran biaya setiap hari. Pasalnya, Abdillah merupakan kurir dari salah satu e-commerce.

Abdillah mengaku, untuk mengisi bensin Pertalite, ia harus mengantre panjang SPBU. Kondisi itu disebut terjadi hampir di setiap SPBU.

Pengendara motor lain, Yuda, mengatakan, selama ini untuk menunjang aktivitas bekerja ia menggunakan Pertalite untuk kendaraannya.

Yuda mengaku saat ini mengisi BBM pada malam atau pagi hari untuk mengantisipasi antrean panjang dengan pengendara motor lain.

"Sekarang biasanya isi bensin malam sekalian atau pagi, bahkan subuh sekalian," ucap dia.

Salah satu pengendara motor, Yayan (32) mengatakan antrean panjang terjadi usai naiknya harga Pertalite dan Pertamax di SPBU Pertamina.

Baca juga: Video Viral, Mobil Mewah Diduga Isi Pertalite, Ini Tanggapan Pertamina dan Pemerintah

"Ini ramai-ramainnya pas malam hari sama pagi. Antreannya panjang," ujar Yayan saat ditemui di lokasi, Jumat (23/9/2022) malam.

Yayan mengatakan sejak kenaikan harga BBM subsidi dan non-subsidi, antrean pengisian sepeda motor bisa menjadi 10-20 menit.

Beralih dari BBM Pertamina

Melihat kondisi demikian, tak jarang pengendara justru beralih dari BBM Pertamina, salah satunya ke SPBU milik Vivo, perusahaan swasta milik PT Vivo Energy Indonesia.

Penelusuran Kompas.com ke SPBU Vivo yang berada di Jalan Sultan Agung, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, terlihat antrean kendaraan roda dua di SPBU Vivo juga terlihat panjang, tetapi waktu antrean di sana sedikit lebih cepat pada Jumat (23/9/2022) pukul 19.21 WIB

Salah seorang pengendara motor yang ikut mengantre di SPBU Vivo yakni Indra (27) menuturkan bahwa dirinya kini mulai beralih ke SPBU Vivo.

Baca juga: Antrean Pertalite di SPBU Semakin Panjang, Warga Mulai Beralih ke Vivo

Indra mengaku bahwa dirinya telah beralih ke BBM Vivo sejak kenaikan harga BBM.

"Saya sudah beralih (ke Vivo) memang pas Pertalite naik. Harganya memang lebih mahal Rp 1.000, tapi antreannya lebih manusiawi," kata Indra.

Indra pun mengatakan, pilihannya untuk beralih ke SPBU Vivo semakin tak tergoyahkan ketika antrean pengisian Pertalite semakin panjang.

Hal sanada juga dilakukan Fahrudin yang memilih mengisi bensin di SPBU Vivo karena antreannya tidak begitu panjang seperti saat mengisi bensin di SPBU Pertamina.

Selain itu, sebagai seorang ojek online, mobilitas yang tinggi membuat dirinya sangat bergantung dengan harga dan kehematan bensin.

"Sekarang enggak tahu kenapa ya pertalite itu jadi lebih boros. Enggak kayak dulu," kata dia.

seorang warga lainnya bernama Iqbal juga lebih suka mengisi bensin di Shell. Menurut Iqbal mengisi bensin di Shell bisa membuat motornya menjadi lebih enak dikendarai dan hemat.

Baca juga: Viral, Video Pengendara Tak Mau Antre BBM Ribut di SPBU Bekasi

"Enak di Shell isi minyak, motor lebih enteng, enggak terlalu boros," kata Iqbal, Minggu.

Iqbal biasa membeli bensin senilai Rp 50.000 di Shell untuk dipakai beraktivitas dari daerah Karang Tengah ke Sukasari. Iqbal mengatakan bensin tersebut cukup untuk empat hari.

"Kalau pakai pertalite cuma tiga hari," ujarnya.

(Penulis: Muhammad Isa Bustomi, Ellyvon Pranita, Joy Andre | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Editor Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com