Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diiming-imingi Gaji Besar oleh Penyalur PMI Ilegal, Korban: Syaratnya Cuma Kartu Identitas dan Izin dari Suami

Kompas.com - 30/09/2022, 16:29 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Korban penyalur pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal di Kranggan, Jatisampurna, Kota Bekasi, berinisial L (28) mengungkapkan persyaratan yang perlu dipenuhi oleh calon tenaga kerja yang akan bekerja di Arab Saudi.

L menuturkan, tidak ada syarat berat yang harus dipenuhi oleh calon pekerja. Agar bisa masuk asrama, ia dan ratusan pekerja di sana hanya perlu mendapat izin dari pihak keluarga dan menyerahkan kartu identitas.

"(Persyaratan) cuma (kartu) identitas diri dan izin dari suami saja," tutur L ditemui di lokasi, Jumat (30/9/2022).

Baca juga: Gerebek Asrama Pekerja Migran Ilegal, BP2MI Temukan 161 Orang Dijanjikan Bekerja di Arab Saudi

L mengatakan bahwa dia terjebak dalam penyaluran tenaga kerja ilegal tersebut.

Sebelum asrama pekerja migran ilegal itu digerebek, L mengira bahwa tempat penampungan yang ia tempati merupakan tempat yang legal.

"Enggak tahu (ilegal). Setahu saya, ini legal, cuma memang saya enggak tahu prosesnya seperti apa," kata dia.

L yang sudah kurang lebih seminggu di sana mengatakan, dia baru sebatas belajar bahasa asing dan praktik untuk bekerja.

Baca juga: Hendak Dikirim ke Arab Saudi, Pekerja Migran Ilegal Diberi Visa Turis oleh Penyalur

L belum mengetahui waktu keberangkatannya ke Arab Saudi.

"Pelatihan bahasa, pelatihan praktik, setiap hari ada. Belum ada omongan diberangkatin kapan," ucap L.

Usai kejadian ini, L mengaku kapok dan akan lebih berhati-hati menerima tawaran pekerjaan dari orang lain.

"Setelah mengetahui ini, saya mungkin akan lebih hati-hati lagi," ungkap L.

Baca juga: Polisi Gerebek Rumah di Pamulang Terkait Dugaan Perdagangan Orang

Sebelumnya, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggerebek sebuah asrama penampungan PMI ilegal di Kranggan pada Kamis (29/9/2022) malam.

Di tempat itu, BP2MI menemukan 161 korban penyaluran tenaga kerja ilegal yang semuanya merupakan perempuan.

Seratusan lebih korban itu diiming-imingi mendapat pekerjaan mudah dan gaji yang tinggi di Arab Saudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com