Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Jakarta yang Kembali Telan Korban Jiwa...

Kompas.com - 07/10/2022, 07:08 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir di Jakarta yang terjadi pada Kamis (6/10/2022) kembali menelan korban jiwa. Sebanyak tiga orang siswa tewas akibat tertimpa tembok sekolah mereka di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 di Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Kali terakhir adanya korban jiwa akibat banjir di Jakarta terjadi saat banjir melanda pada Februari 2021. Saat itu tercatat ada lima orang korban jiwa.

Adapun tembok yang roboh ialah tembok pembatas bangunan MTsN 19 dengan Jalan Pinang Kalijati, di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Robohnya tembok sekolah terjadi pada pukul 14.30 WIB, bersamaan dengan hujan deras.

Baca juga: Bukan Banjir, Anies Sebut Trust Issue Nomor Satu di Jakarta adalah Biaya Hidup

Robohnya tembok sekolah tersebut menyebabkan tiga siswa tewas dan satu siswa luka-luka. Berdasakan pantauan jurnalis Kompas.com, Muhammad Isa Bustomi, sebagian konstruksi bangunan sekolah mengalami kerusakan.

"Terlihat pintu salah satu kelas terlihat rusak atau terlepas dari (tempat) semestinya," tutur Isa di lokasi kejadian, Kamis (6/10/2022).

Selain itu juga terlihat sejumlah benda-benda penunjang belajar seperti meja dan kursi mengambang di permukaan genangan air yang membanjiri sekolah. Terlihat air menggenang setinggi betis hingga pinggang orang dewasa.

 

Menyikapi robohnya tembok di MTSn 19, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pun membuat kajian singkat.

Baca juga: Anies: RT di Jakarta Ada 30.000, yang Kena Banjir 30, Its Not Even One Percent

Berdasarkan kajian singkat itu, Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta Michael berujar, tembok tersebut diduga tak mampu menahan volume genangan air dari luar sekolah yang terus naik akibat hujan deras.

"Sementara itu, faktor lain yang diduga menjadi penyebab terjadinya genangan di lokasi kejadian adalah karena buruknya sistem drainase sehingga menyebabkan air gorong-gorong meluap," ujar Michael dalam keterangannya

Menurut dia, posisi sekolah yang berada di dataran rendah dan dekat PHB Pinang Kalijati juga diduga menjadi penyebab robohnya tembok MTs Negeri 19.

Dalam keterangan itu Michael menambahkan bahwa BPBD DKI hingga saat ini masih mendata korban lain dalam peristiwa tersebut.

"Data-data korban lainnya masih dalam proses penyisiran dan pendataan oleh BPBD DKI," ungkap dia.

Hal senada disampaikan Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Cilandak Kompol Multazam. Ia mengatakan, dinding pembatas antara sekolah dan permukiman warga itu roboh diduga akibat dorongan air banjir.

Baca juga: 100 Rumah di Kembangan Selatan Terendam Banjir, Warga Mengungsi ke Musala

 

"Air mendorong tembok sehingga roboh dan mengakibatkan korban luka maupun korban meninggal dunia," ujar Multazam di lokasi. 

Multazam menjelaskan, banjir yang merendam kawasan itu terjadi akibat hujan deras sehingga aliran Kali Krukut yang lokasinya tak jauh dari sekolah meluap pada Selasa siang.

Halaman:


Terkini Lainnya

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com