Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Oknum yang Salah Gunakan Perjanjian Sewa di Kalibata City Akan Diproses Hukum

Kompas.com - 30/10/2022, 15:42 WIB
Muhammad Naufal,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polres Jaksel menegaskan bahwa pihak yang menyalahgunakan perjanjian sewa hunian Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, akan diproses hukum sesuai peraturan yang berlaku.

Penegasan ini disampaikan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, usai keluarnya larangan sistem sewa harian di Apartemen Kalibata City.

Adapun sistem ini dilarang untuk mencegah prostitusi dan penyalahgunaan narkotika di unit Apartemen Kalibata City.

"Apabila ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, yang menyalahgunakan perjanjian sewa atau perjanjian jual-beli dengan manajemen, ini juga tentunya kami akan lakukan proses hukum sebagaimana aturan yang berlaku," tegasnya, dalam rekaman suara yang diterima, Minggu (30/10/2022).

Baca juga: Kapolres Jaksel Minta Larangan Sewa Harian Kalibata City Dipatuhi

Di sisi lain, Ade mengakui bahwa kepolisian akan melakukan pendekatan yang berbeda untuk pencegahan prostitusi dan penyalahgunaan narkotika di Apartemen Kalibata City itu.

Ia menuturkan, polisi akan mendahulukan langkah pencegahan atau preventif.

Oleh karena itu, lanjut Ade, dia menyempatkan diri untuk mengunjungi Apartemen Kalibata City dan berdiskusi dengan pihak kecamatan, pihak kelurahan, serta instansi terkait lain soal lingkungan di apartemen tersebut.

"Walaupun yang kami kedepankan adalah kegiatan-kegiatan penangkalan atau preventif," tuturnya.

"Sehingga, kami memandang perlu untuk hadir langsung pada malam (Sabtu) hari ini," sambung dia.

Baca juga: Pengelola Klaim Larangan Staycation Harian di Apartemen Kalibata City Sudah Lama Berlaku

Dalam kesempatan itu, Ade juga menegaskan bahwa para warga yang tinggal di Apartemen Kali Bata City diimbau untuk mematuhi peraturan yang ada.

Ia menegaskan, meski berbentuk ruang publik, apartemen tersebut tetap memiliki peraturan yang perlu dipatuhi oleh warga.

Sebab, antar-warga apartemen tersebut tak bisa saling abai dengan hak dan kewajiban masing-masing.

"Kami izin mengimbau khususnya kepada warga yang tinggal di satuan rumah susun atau apartemen untuk dapatnya mematuhi aturan-aturan yang ada," urainya.

"Karena, di ruang publik terjadi persinggungan antara hak dan kewajiban (antara) satu dengan lainnya, maka itu perlu diatur," sambung Ade.

Diberitakan sebelumnya, Polsek Pancoran dan pengelola Apartemen Kalibata City melakukan pertemuan, Rabu (26/10/2022).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com